Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengkaji perpanjangan izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah berakhir pada 1 Januari 2025. PTFI belum dapat mengolah seluruh produksi konsentratnya di dalam negeri lantaran insiden kebakaran di fasilitas smelter barunya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pertimbangan terkait kemungkinan perpanjangan izin ekspor tersebut akan dibawa dalam rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto untuk dikaji kembali.
Sebelum itu, Bahlil meminta PTFI untuk mempercepat perbaikan smelter yang mengalami kebakaran, dari target semula pada Agustus 2025 menjadi Mei atau Juni mendatang.
"Kemarin saya sudah rapat sama Freeport, saya minta untuk dipercepat, awalnya itu kan mereka bikin di bulan 8 [Agustus], tapi sekarang kita tarik dia mungkin selesainya di Mei-Juni ya," kata Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (3/1/2025).
Dalam rapat dengan Presiden Prabowo nantinya akan dibahas terkait nasib izin ekspor hingga Juni, kendati hal tersebut masih belum diputuskan. Namun, dia memastikan keputusannya akan diberikan lewat rapat teknis dengan kementerian terkait seperti menteri keuangan, menko perekonomian, hingga menteri perindustrian.
"Perbaikan smelter, jadi yang sebenarnya yang di [unit] asam sulfatnya ini 5%-6% dari total komponen pabriknya sebenarnya itu korsleting kemarin, tapi emasnya udah jalan, itu komponen kecil tapi printilannya banyak," jelasnya.
Baca Juga
Jika terdapat perubahan kebijakan, Bahlil memastikan akan ada penyesuaian aturan melalui peraturan menteri.
Dihubungi terpisah, VP Corporate Communications Freeport Katri Krisnati mengatakan, hingga saat ini kegiatan operasi smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur masih dihentikan karena dalam proses perbaikan setelah insiden kebakaran pada Oktober 2024 lalu.
"Kami tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk melakukan penjualan konsentrat yang semestinya dimurnikan di smelter PTFI ke luar negeri sampai smelter PTFI beroperasi penuh 100%," ujar Katri kepada Bisnis, Jumat (3/1/2025).
Hal ini terus diupayakan untuk mempertahankan tingkat operasi produksi penambangan atau pengolahan serta kontribusi keuangan PTFI kepada negara.
Berdasarkan rencana perbaikan fasilitas yang terdampak, diperkirakan ramp-up operasi smelter Freeport dapat dimulai pada akhir semester I/2025.
"Hal ini tentunya akan berdampak pada kapasitas penyimpanan konsentrat kami, baik di pelabuhan Amamapare maupun di smelter PTFI yang akan penuh dalam beberapa waktu ke depan," ujarnya.