Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memperkirakan harga daging sapi melambung tajam setelah perayaan Tahun Baru 2025. Pemerintah diminta mewaspadai peningkatan harga komoditas ini.
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan bahwa hampir semua komoditas pangan akan terkerek saat memasuki 2 Januari 2025, mulai dari minyak goreng, bawang merah, bawang putih, hingga daging sapi.
Untuk itu, dia mengimbau agar pemerintah mewaspadai lonjakan harga pangan pasca momentum Tahun Baru 2025 mendatang.
“Yang perlu dikhawatirkan pasca tahun baru adalah daging. Daging sapi sudah bertahun-tahun itu yang menjadi kendala,” kata Mansuri kepada Bisnis, Senin (30/12/2024).
Meski belum bisa memprediksi kisaran harga daging sapi, Mansuri meyakini bahwa tren harga daging sapi pasca tahun baru akan melonjak setiap tahunnya.
“Untuk tembus berapa itu saya belum berani prediksi, tapi ritmenya seperti itu [harga daging sapi naik]. Pasca tahun baru itu kenaikan ada di beberapa komoditas itu, itu yang harus dijaga dan diantisipasi,” tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Ikappi juga menyoroti harga minta goreng yang dinilai perlu diselesaikan dalam waktu dekat. Menurut Mansuri, pemerintah perlu memangkas rantai distribusi minyak goreng.
“Rantainya dipangkas, langsung masuk ke pasar-pasar itu akan membuat lebih efektif dan harganya menjadi lebih rendah,” tandasnya.
Jika menengok laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada pukul 14.16 WIB pada Senin (30/12/2024), harga daging sapi murni di tingkat pedagang eceran tembus Rp134.980 per kilogram secara rata-rata nasional. Harganya turun tipis 0,35% atau sebesar Rp480.
Panel tersebut juga menunjukkan harga daging sapi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan atau tembus Rp173.270 per kilogram. Sedangkan harga terendah dibanderol Rp113.790 per kilogram di Nusa Tenggara Timur (NTT).