Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyatakan harga beras di pasar masih melambung dan melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengakui bahwa harga beras di pasar saat ini masih mahal. Kondisi ini berbanding terbalik dengan surplus produksi dan stok beras nasional.
“Saya pastikan bahwa harga beras masih tinggi di pasar, di atas HET. Itu yang terjadi,” kata Mansuri kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025).
Menurut Mansuri, situasi perberasan nasional sebenarnya sudah lama tidak dalam kondisi yang baik, meski pemerintah terus menyampaikan bahwa stok beras aman.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara detail kondisi buruk tersebut termasuk solusi yang harus dilakukan pemerintah.
“Memang situasi beras kita sudah lama sekali nggak baik-baik saja. Cuman memang karena pemerintah meyakinkan bahwa stok aman, kita swasembada, hasil kita terbanyak,” tuturnya.
Baca Juga
Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (13/8/2025) pukul 10.55 WIB, harga rata-rata beras premium dan medium di tingkat konsumen melambung tinggi alias melampaui HET. Bahkan, harga beras premium dan medium kompak naik di semua zonasi.
Untuk beras premium di zona 1, zona 2, dan zona 3 masing-masing adalah Rp15.441 per kilogram, Rp16.567 per kilogram, dan Rp18.379 per kilogram.
Senada, harga rata-rata beras medium di zona 1, zona 2, dan zona 3 secara berurutan dibanderol Rp13.909 per kilogram, Rp14.508 per kilogram, dan Rp16.500 per kilogram.
Di sisi lain, harga rata-rata beras medium di tingkat penggilingan justru turun menjadi Rp13.275 per kilogram. Sama halnya dengan harga rata-rata beras premium di penggilingan yang turun menjadi Rp14.504 per kilogram.
Stok Melimpah, Tapi Mahal
Sebelumnya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhammad Suyamto mengatakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3,93 juta ton dan stok komersial sebanyak 12.545 ton per 11 Agustus 2025. Secara keseluruhan, stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 3,94 juta ton.
“Jadi posisi stok per hari ini [11 Agustus 2025], itu 3,9 juta ton terdiri dari stok beras CBP 3,93 juta ton dan stok beras komersial 12.545 ton,” kata Suyamto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (11/8/2025).
Sementara itu, realisasi pengadaan yang sudah masuk ke gudang Bulog mencapai 2,8 juta ton yang terdiri dari serapan 3,8 juta ton gabah kering panen (GKP) dan pengadaan beras 227.000 ton.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan beras medium di zona 1, zona 2, dan zona 3 masuk ke dalam status harga yang tidak aman dengan disparitas harga yang tinggi per 8 Agustus 2025. Hal ini lantaran harga beras medium di semua wilayah melambung dari HET yang telah ditetapkan pemerintah.