Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS - Filipina Penyumbang Surplus Neraca Terbesar RI November 2024

Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan nonmigas dengan AS adalah sebesar US$1,58 miliar per November 2024.
Bongkar muat barang di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/8/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone
Bongkar muat barang di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/8/2024)/JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina masih menjadi tiga negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar Indonesia pada November 2024.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan nonmigas dengan AS sebesar US$1,58 miliar per November 2024. Menyusul India senilai US$1,12 miliar dan Filipina adalah US$770,3 juta pada November 2024.

“Untuk negara pertama adalah Amerika Serikat, di mana surplus dikontribusikan oleh komoditas utama, yaitu mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) senilai US$307,3 juta,” kata Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Pada periode yang sama, AS juga mencatat komoditas pakaian dan aksesorisnya (rajutan) atau HS 61 sebanyak US$226,2 juta, dan alas kaki (HS 64) senilai US$219,3 juta.

Menyusul ada India, dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah dari bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$462,9 juta, lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai US$406,6 juta. Serta, bahan kimia anorganik (HS 28) US$77,1 juta.

Kemudian, Filipina dengan komoditas penyumbang surplus tertinggi adalah kendaraan dan bagiannya (HS 87) atau senilai US$236,9 juta, bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$220,4 juta, dan berbagai makanan olahan (HS 21) senilai US$49,5 juta.

Di sisi lain, Brasil, Australia, dan China justru menjadi tiga negara penyumbang defisit terdalam. Masing-masing senilai US$344,5 juta, US$323,1 juta, dan US$283,2 juta pada November 2024.

Untuk Brasil, BPS mencatat gula dan kembang gula (HS 71) defisit US$267,9 miliar. Sedangkan komoditas defisit terdalam dengan Australia adalah bahan bakar mineral (HS 27) atau US$111,4 juta, dan dengan China adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper