Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Total Impor 3,84 juta Ton Beras Januari-November 2024, Naik 52% YoY

Pemerintah mengimpor 3,84 juta ton beras selama periode Januari-November 2024 atau 52% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor komoditas beras mencapai 3,84 juta ton sepanjang Januari—November 2024,

Ini artinya, volume impor beras yang diterima Indonesia melonjak 52,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 2,53 juta ton pada Januari—November 2023.

BPS mencatat volume impor beras secara bulanan juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Angkanya naik 45,45% month-to-month/mtm dari 252.560 ton pada Oktober 2024 menjadi 367.350 ton pada November 2024.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar WIdyasanti mengatakan bahwa sepanjang Januari—November 2024, asal impor beras utamanya berasal dari Thailand dengan volume 1,19 juta ton.

“Sepanjang Januari—November 2024, asal impor beras indonesia terutama berasal dari Thailand dengan volume 1,19 juta ton atau kira-kira mencakup 30,97% dari total impor beras,” ujar Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS Perkembangan Ekspor-Impor November 2024, Senin (16/12/2024).

Kemudian, volume impor beras dari Vietnam sebanyak 1,12 juta ton atau sekitar 29,10% dari total impor. Lalu, Myanmar sebanyak 663.410 ton, Pakistan 642.140 ton, dan India sebanyak 205.800 ton.

Jika ditelisik impor beras menurut kode HS, impor ini terutama didominasi dari beras tengah giling atau digiling seluruhnya pada kode HS 10063099 sebanyak 3,39 juta ton atau 88,2% dari total impor beras.

Kemudian, beras dengan kode HS 10064090 dengan volume 434.820 ton atau 11,3% dari total impor beras sepanjang Januari—November 2024.

“Selain itu ada beras lain seperti beras basmati atau beras pecah yang diimpor dengan nilai sangat kecil dibandingkan kode HS sebelumnya,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper