Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengungkapkan bahwa ada tiga area yang akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 8% seperti target Presiden Prabowo Subianto.
Todotua mengaku bahwa memenuhi target pertumbuhan ekonomi 8% merupakan tantangan berat bagi para pembantu presiden. Kendati demikian, sambungnya, target tersebut bukanlah suatu yang mustahil dicapai.
"Tapi harus kita benar-benar tahu kondisional mana dan tahapannya seperti apa yang untuk kita masuk, terkait pertumbuhan ekonomi," ujar Todotua dalam Forum Diskusi Strategi Investasi Membangun Ekonomi Berkelanjutan di Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024).
Menurutnya, secara prinsip pertumbuhan ekonomi 8% bisa dicapai dengan fokus pengembangan di tiga area. Pertama, menggenjot realisasi investasi terutama dalam konteks hilirisasi.
Todotua mengungkapkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan realisasi investasi mencapai Rp13.528 triliun selama 2025—2029. Hanya dengan target realisasi tersebut, ungkapnya, target pertumbuhan 8% bisa tercapai dalam masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kedua, pelaksanaan digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi merupakan suatu keharusan untuk mempermudah iklim investasi secara khusus dan perekonomian secara umum.
Baca Juga
Ketiga, green economy fund alias pendapatan ekonomi hijau. Apalagi, jelas Todutua, ekonomi hijau menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo seperti yang tercantum dalam dokumen visi misi Asta Cita.
Terkhusus Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Todotua mengungkapkan pihaknya akan fokus mempermudah iklim investasi seperti dengan digitalisasi pelayanan perizinan. Selain itu, 23 kawasan ekonomi khusus juga terus dikembangkan.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi juga sudah memetakan 28 komoditas unggulan yang menjadi fokus hilirisasi. Puluhan komoditas tersebut terbagi dalam tiga kluster yaitu mineral; minyak dan gas bumi; dan perkebunan, kelautan, perikanan, serta kehutanan.
"Kementerian Investasi dan Hilirisasi benar-benar sadar dan paham betul bahwa persaingan ke depan adalah bagaimana kita bisa mendapatkan foreign direct investment," jelasnya.