Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tembus 7%

Vietnam juga akan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut ke level 7%-7,5%.
Seorang pekerja tengah merakit mobil VinFast  di pabrik yang berlokasi di Hai Phong, Vietnam/Bisnis-Muhammad Ridwan
Seorang pekerja tengah merakit mobil VinFast di pabrik yang berlokasi di Hai Phong, Vietnam/Bisnis-Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negaranya akan mencapai 6,5% hingga 7% pada 2025 mendatang. 

Mengutip Bloomberg pada Senin (21/10/2024) dalam sebuah unggahan di laman resmi pemerintah, Chinh mengatakan Vietnam juga akan berupaya mendorong pertumbuhan tersebut ke level 7%-7,5%. 

Adapun, pengumuman target tersebut muncul menjelang pidato Chinh di Majelis Nasional pagi ini, di mana ia akan membahas kesehatan ekonomi negara itu.

Chinh memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 mencapai 7%, menurut pernyataan tersebut. Pemerintah menargetkan tingkat inflasi 2025 sekitar 4,5% secara rata-rata, katanya.

Target pertumbuhan yang dipatok Chinh lebih optimistis daripada perkiraan laju pertumbuhan 6,1% untuk Vietnam pada tahun 2025 oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). 

Dalam unggahan tersebut, Chinh mengatakan PDB per kapita tahun 2025 akan menjadi sekitar US$4.900. Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan ukuran ekonomi menjadi sekitar US$780 miliar hingga US$800 miliar pada tahun 2030. 

Adapun, data dari Bank Dunia menyebutkan, produk domestik bruto Vietnam adalah sebesar US$433 miliar pada 2023 lalu. 

Vietnam yang bergantung pada ekspor membukukan pertumbuhan ekonomi 7,4% pada kuartal III/2024 seiring dengan upaya pemerintah menyeimbangkan pengendalian inflasi dengan peningkatan momentum pertumbuhan ekonomi. 

Vietnam juga tengah berupaya memulihkan diri dari Topan Super Yagi, yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$3,3 miliar.

Bank Negara Vietnam minggu lalu mengisyaratkan bahwa mereka terbuka terhadap penurunan suku bunga kebijakan “untuk mendukung bisnis dan ekonomi dengan lebih banyak modal” menyusul kehancuran yang disebabkan oleh Yagi, menurut Wakil Gubernur bank sentral Dao Minh Tu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper