Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Lobi Pengusaha AS demi Tekan Tarif Trump

PM Vietnam Pham Minh Chinh meminta dukungan dari pelaku usaha AS untuk membantu menyelesaikan kesepakatan tarif akhir dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Seorang pekerja tengah merakit mobil VinFast  di pabrik yang berlokasi di Hai Phong, Vietnam/Bisnis-Muhammad Ridwan
Seorang pekerja tengah merakit mobil VinFast di pabrik yang berlokasi di Hai Phong, Vietnam/Bisnis-Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh meminta dukungan dari pelaku usaha Amerika Serikat (AS) untuk membantu menyelesaikan kesepakatan tarif akhir dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.

Permintaan tersebut diungkapkan setelah kedua negara dikabarkan telah mencapai kesepakatan prinsip atas kerangka perjanjian tersebut.

Melansir Bloomberg pada Senin (14/7/2025) hal tersebut disampaikan Chinh dalam pertemuan pada Jumat (11/7/2025) pekan lau di Hanoi dengan delegasi U.S.-Asean Business Council. Dewan bisnis tersebut mewakili perusahaan-perusahaan besar AS seperti Apple Inc., Boeing Co., dan Amazon.com Inc.

PM Chinh menyatakan, Vietnam dan AS secara prinsip telah mencapai kesepakatan atas kerangka umum perjanjian tersebut.

Namun, dia meminta dukungan dari komunitas bisnis AS untuk membantu Vietnam memperoleh struktur tarif yang adil dan rinci, baik untuk produk individu maupun kelompok barang tertentu.

Dalam pertemuan tersebut, Chinh juga mendorong agar perwakilan dewan menentang penerapan tindakan pengamanan perdagangan terhadap ekspor Vietnam, serta kebijakan lain yang dapat merusak hubungan bilateral kedua negara.

Lebih lanjut, Chinh meminta agar perusahaan-perusahaan AS turut mendorong pemerintah AS agar secara resmi mengakui status Vietnam sebagai negara dengan ekonomi pasar.

Sebelumnya, para pemimpin Vietnam disebut terkejut atas pengumuman Trump yang menyebut bahwa kedua negara telah menyepakati tarif sebesar 20%. Adapun, Vietnam kini dikabarkan tengah berupaya menurunkan besaran tarif tersebut.

Vietnam, yang tahun lalu mencatat surplus perdagangan terbesar ketiga di dunia terhadap AS, menjadi negara kedua setelah Inggris yang diumumkan Trump telah mencapai kesepakatan dagang. 

Sejak saat itu, Trump mengirimkan surat tarif kepada puluhan mitra dagang, menetapkan bea masuk hingga 50% menjelang tenggat 1 Agustus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper