Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risalah Rapat FOMC: Silang Pendapat Pejabat The Fed Soal Pemangkasan Suku Bunga

Risalah pertemuan FOMC The Fed September 2024 lalu menunjukkan perbedaan pendapat antara pejabat mengenai besaran pemangkasan suku bunga acuan.
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell menerima penolakan terhadap keputusan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024 lalu.

Hal tersebut terungkap dalam risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17-18 September lalu yang dirilis Rabu (9/10/2024) waktu AS.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (10/10/2024), penolakan tersebut karena beberapa pejabat lebih memilih penurunan suku bunga yang lebih kecil yaitu seperempat poin atau 25 basis poin.

“Beberapa peserta mengamati bahwa mereka lebih memilih pengurangan kisaran target sebesar 25 basis poin pada pertemuan ini, dan beberapa peserta lainnya mengindikasikan bahwa mereka dapat mendukung keputusan tersebut,” demikian kutipan risalah rapat FOMC bulan September.

Sementara itu, semua peserta rapat mengatakan bahwa pengurangan suku bunga adalah hal yang tepat.

The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar setengah poin persentase pada bulan lalu, sebuah langkah tegas untuk melindungi ekspansi ekonomi seiring meredanya inflasi yang membandel dan meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja. 

Meskipun terjadi perdebatan, risalah tersebut mencatat “mayoritas besar” mendukung langkah besar tersebut. 

Salah satu permasalahan yang dihadapi sejumlah pejabat adalah bahwa langkah besar tersebut tidak sejalan dengan niat mereka untuk menurunkan suku bunga secara bertahap.

“Beberapa peserta mencatat bahwa pengurangan 25 basis poin akan sejalan dengan jalur normalisasi kebijakan bertahap yang akan memberikan waktu bagi pembuat kebijakan untuk menilai tingkat pembatasan kebijakan seiring dengan perkembangan perekonomian,” menurut risalah tersebut.

Meskipun Gubernur Michelle Bowman merupakan satu-satunya orang yang memberikan pendapat berbeda terhadap keputusan pemangkasan itu, risalah rapat mengungkapkan adanya perpecahan yang lebih dalam di antara para pejabat dibandingkan dengan hasil keputusan yang hampir bulat tersebut. Hal ini menunjukkan Powell memimpin komite tersebut untuk mengambil tindakan yang lebih besar.

Setelah lebih dari satu tahun mempertahankan biaya pinjaman pada level tertinggi dalam dua dekade untuk menekan inflasi, hampir semua peserta melihat risiko-risiko positif terhadap prospek inflasi telah berkurang sementara risiko-risiko negatif terhadap lapangan kerja terlihat meningkat.

Pamangkasan Lanjutan

Sementara itu, laporan perkiraan yang dipublikasikan setelah pertemuan tersebut menunjukkan beragam pandangan mengenai seberapa besar The Fed harus memangkas suku bunga pada akhir tahun. 

Tercatat, tujuh pejabat lebih memilih pelonggaran sebesar 75 basis poin pada 2024, sementara dua pejabat lainnya hanya memilih 50 basis poin. Sepuluh pembuat kebijakan memperkirakan pengurangan sebesar satu poin persentase atau lebih.

Setelah pemangkasan besar-besaran pada bulan September, investor mengantisipasi penyesuaian seperempat poin pada dua pertemuan kebijakan The Fed yang tersisa tahun ini, menurut pasar berjangka.

Salah satu tantangan bagi para pembuat kebijakan adalah kurangnya kejelasan mengenai apa yang disebut sebagai suku bunga netral – yaitu tingkat biaya pinjaman yang tidak menstimulasi atau mengekang perekonomian. 

Meskipun proyeksi median suku bunga jangka panjang terus meningkat dalam beberapa kuartal terakhir, perkiraan masing-masing pembuat kebijakan berkisar antara 2,4-3,8% pada bulan September.

Perekonomian tetap tangguh bahkan dalam menghadapi apa yang dianggap membatasi”oleh para pembuat kebijakan, meskipun risalah rapat menyatakan ada berbagai pandangan mengenai tingkat pembatasan tersebut.

Powell telah memprioritaskan untuk mengembalikan inflasi ke target The Fed sebesar 2%, namun bertekad untuk menghindari gangguan perekonomian dalam prosesnya. Dalam konferensi pers setelah keputusan tersebut, Powell menggambarkan langkah tersebut sebagai upaya untuk mencegah pelemahan lebih lanjut di pasar kerja.

Pasar Tenaga Kerja

Data yang dirilis pada awal September menjelang pertemuan tersebut menunjukkan peningkatan lapangan kerja yang lebih lemah dari perkiraan Agustus dan revisi turun terhadap pertumbuhan lapangan kerja pada bulan-bulan sebelumnya.

Meskipun perkiraan staf mengenai tingkat pengangguran hanya sedikit lebih tinggi, proyeksi mereka terhadap pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini “diturunkan” sebagai respons terhadap melemahnya pasar tenaga kerja, menurut risalah tersebut.

Angka-angka pasar tenaga kerja yang diterbitkan sejak pertemuan tersebut menunjukkan perekrutan yang lebih kuat, dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Laporan ketenagakerjaan September yang luar biasa, yang dirilis pekan lalu, menunjukkan pengusaha AS menambah 254.000 pekerjaan, kenaikan bulanan terbesar sejak Maret.

Adapun, rapat The Fed pada September lalu juga diketahui membahas neraca bank sentral.

“Beberapa peserta membahas pentingnya mengkomunikasikan bahwa pengurangan neraca Federal Reserve yang sedang berlangsung dapat berlanjut untuk beberapa waktu bahkan ketika komite tersebut mengurangi kisaran target suku bunga dana federal,” kata risalah tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper