Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Disarankan Sabar dalam Turunkan Suku Bunga, Ini Sebabnya

Dampak pelonggaran suku bunga yang terlalu cepat dinilai akan lebih besar dibandingkan jika pelonggarannya terlambat.
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022. / REUTERS-Sarah Silbiger
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022. / REUTERS-Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis Alberto Musalem mendukung keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga sebesar setengah poin pada bulan lalu. Di sisi lain, dia juga menyebut The Fed sebaiknya melakukan pengurangan lebih lanjut dilakukan secara bertahap.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (8/10/2024), Musalem mengatakan dia memperkirakan jalur suku bunga akan sedikit lebih tinggi dari median resmi yang dirilis dalam Federal Open Market Committee’s Summary of Economic Projections bulan lalu. Namun, dia tidak akan berprasangka buruk terhadap skala atau laju pergerakan suku bunga di masa depan.

"Mengingat kondisi perekonomian saat ini, saya melihat dampak dari pelonggaran yang terlalu cepat akan lebih besar dibandingkan dampak dari pelonggaran yang terlalu terlambat," kata Musalem dalam pidatonya yang dipersiapkan untuk sebuah acara yang diselenggarakan oleh Money Marketeers dari New York University Inc. 

Musalem mengatakan, dirinya percaya bahwa penurunan suku bunga kebijakan secara bertahap merupakan kebijakan yang tepat seiring berjalannya waktu

"Kesabaran telah membantu FOMC dengan baik dalam upayanya mencapai stabilitas harga dan tetap diperlukan saat ini, namun saya tidak akan berprasangka buruk terhadap ukuran atau waktu penyesuaian kebijakan di masa depan," jelas Musalem.

Adapun, THe Fed menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada bulan lalu, sebuah langkah yang lebih besar dari perkiraan yang menurut Ketua Fed Jerome Powell dimaksudkan untuk melindungi pasar tenaga kerja yang kuat.

Musalem mengatakan langkah seperti itu tepat karena inflasi turun lebih cepat menuju sasaran bank sentral sebesar 2% dibandingkan perkiraannya. Dia memperkirakan ukuran inflasi pilihan The Fed—indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi—akan mencapai 2% selama beberapa kuartal mendatang.

Proyeksi ekonomi yang dirilis setelah pertemuan September menunjukkan bahwa The Fed memperkirakan setengah poin penurunan suku bunga lagi tahun ini, yang menyiratkan penurunan 25 basis poin pada masing-masing dari dua sisa pertemuan bank sentral pada 2024. 

Tujuh pejabat memperkirakan hanya ada satu pengurangan seperempat poin lagi pada tahun ini dan dua pejabat menentang penyesuaian lebih lanjut.

Sebelumnya, Musalem mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times bulan lalu bahwa ia lebih suka menurunkan suku bunga secara bertahap menyusul langkah besar pada September lalu. Dia  menambahkan bahwa para pembuat kebijakan memulai siklus pelonggaran mereka dari posisi yang kuat.

Data Biro Statistik Tenaga Kerja  yang dirilis pekan lalu menunjukkan, pasar tenaga kerja AS menambahkan 254.000 pekerjaan pada bulan lalu, yang merupakan jumlah terbesar dalam enam bulan. Sementara itu, tingkat pengangguran juga terpantau turun menjadi 4,1%,.

Laporan ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan meredakan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja, mengurangi tekanan pada The Fed dan memberikan ruang bagi para pengambil kebijakan untuk menurunkan suku bunga pada kecepatan yang lebih lambat di masa mendatang. 

"Baik pasar tenaga kerja dan inflasi berada dalam kondisi yang baik, dan saya melihat risiko terhadap kedua tujuan tersebut secara kasar seimbang pada kondisi awal," katanya. 

Musalem menambahkan dalam sesi tanya jawab setelah pidatonya bahwa laporan pekerjaan yang kuat tidak mengubah pandangannya mengenai ke mana arah suku bunga. 

"Apa yang saya lihat dalam laporan pasar tenaga kerja tidak membuat saya berpikir bahwa saya harus terlalu banyak merevisi data dasar saya. Jalur yang saya buat mungkin masih sesuai," pungkas Musalem.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper