Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Melonjak, Bank Sentral China Rem Pembelian Emas Lima Bulan Beruntun

Bank sentral China (PBOC) menunda pembelian emas meredam permintaan investor China dalam beberapa bulan terakhir, di tengah tren kenaikan harga.
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), menahan pembelian emas untuk cadangannya selama lima bulan berturut-turut pada September seiring dengan lonjakan harga logam tersebut.

Mengutip Reuters pada Senin (7/10/2024), kepemilikan emas China mencapai 72,8 juta troy ounce pada akhir bulan lalu. Namun, nilai cadangan emas naik menjadi US$191,47 miliar dari US$182,98 miliar pada akhir Agustus 2024.

Harga emas telah meningkat sekitar 28% sepanjang tahun ini – menuju kenaikan tahunan terbesar dalam 14 tahun – didukung oleh dimulainya penurunan suku bunga Federal Reserve AS, ketegangan geopolitik, dan kuatnya permintaan dari bank sentral.

Bank sentral global, yang secara aktif membeli emas pada tahun 2022-2023, berada pada jalur yang tepat untuk memperlambat pembelian pada tahun 2024 dari tahun 2023, menurut Dewan Emas Dunia, tetapi tetap mempertahankannya di atas tingkat sebelum 2022.

Hal ini antara lain disebabkan oleh jeda pembelian yang dilakukan oleh PBOC yang hingga bulan Mei telah membeli emas selama 18 bulan berturut-turut. PBOC adalah pembeli emas resmi terbesar di dunia pada tahun 2023 dan keputusannya untuk menunda pembelian emas meredam permintaan investor China dalam beberapa bulan terakhir.

Commodity Strategist di WIsdomTree, Nitesh Shah menjelaskan dengan harga emas yang lebih tinggi, PBOC terus menghentikan pembelian baru. Dia yakin bank sentral menginginkan lebih banyak emas, tetapi saat ini sedang menunggu titik masuk yang lebih menarik.

“Namun, dengan turunnya suku bunga global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, sepertinya mereka harus menunggu beberapa waktu hingga harga turun. Mengingat perkiraan kami bahwa harga akan naik hingga lebih dari $3.000/oz pada tahun mendatang, bank sentral mungkin ingin untuk mempertimbangkan membangun posisi lebih awal,” jelas Shah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper