Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu: Asean Harus Berkolaborasi Keluar dari Middle Income Trap

Di Asean, baru Singapura dan Brunei Darussalam yang tercatat sebagai negara berpenghasilan tinggi. Negara-negara lain harus mampu lepas dari middle income trap.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo (kiri) dan Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono (kanan) dalam Media Gathering APBN 2025 Kemenkeu di Serang, Banten pada Rabu (25/9/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo (kiri) dan Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono (kanan) dalam Media Gathering APBN 2025 Kemenkeu di Serang, Banten pada Rabu (25/9/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, BADUNG — Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara-negara Asean, sebagai upaya bersama melepaskan diri dari middle income trap alias perangkap pendapatan menengah.

Thomas menjelaskan, lepas dari middle income trap merupakan upaya kolektif karena mayoritas negara Asean termasuk negara berpenghasilan menengah. Setidaknya, baru Singapura dan Brunei Darussalam yang tercatat sebagai negara berpenghasilan tinggi.

"Dalam beberapa dekade ke depan, sebagian besar negara Asean harus keluar dari perangkap pendapatan menengah, yang hanya dapat dicapai melalui kolaborasi lintas negara dan inovasi di semua sektor," jelas Thomas ketika membuka Asean Teasury Forum 2024 di Bali, Kamis (3/10/2024).

Apalagi, sambungnya, kini kondisi geopolitik yang semakin terfragmentasi. Oleh sebab itu, negara-negara Asean harus semakin memperkuat kerja sama dan kolaborasi lintas sektor.

Thomas pun mengaku senang dengan terbentuknya Asean Treasury Forum alias forum perbendaharaan negara-negara Asean. Menurutnya, ATF bisa mewujudkan kolaborasi antara negara Asean terutama dalam sektor keuangan.

"Dalam dunia yang semakin bersifat zero-sum [kemenangan/keuntungan satu pihak merupakan kekalahan total pihak lain], membangun konsensus dan kolaborasi akan memastikan ketahanan," ujarnya.

Terlebih, keponakan Prabowo Subianto ini mengingatkan bahwa Asean telah menjadi kawasan yang terbukti mampu beradaptasi dengan berbagai situasi ketidakpastian global.

Dia mencontohkan, dalam gejolak geopolitik belakangan sepanjang 2024, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan hanya mencapai 3,2%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Asean diproyeksikan mencapai 4,5%.

"Ketahanan kolektif kawasan berakar pada kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap perubahan global, menanggapi tantangan ekonomi dan lingkungan, serta pulih dengan cepat dari krisis," kata Tommy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper