Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mengkaji rencana pengalihan aset atau spin-off Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik PT PLN (Persero).
PLTU batu bara berkapasitas 3x350 megawatt (MW) tersebut menjadi salah satu PLTU yang didorong untuk dihentikan operasinya lebih cepat atau pensiun dini. Pengalihan aset PLTU Pelabuhan Ratu ke PTBA menjadi upaya untuk mempercepat pensiun dini pembangkit tersebut.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan bahwa pengalihan aset PLTU Pelabuhan Ratu membutuhkan perhitungan yang cermat, baik dari sisi keekonomian maupun regulasi.
“Kalau tidak salah prosesnya itu kan kita harus menghitung dari semuanya ya, dari sisi keekonomiannya, dari sisi regulasinya,” kata Arsal ditemui di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Dengan proses kajian yang masih berjalan, Arsal pun memperkirakan pengalihan aset PLTU Pelabuhan Ratu tidak akan rampung dalam waktu dekat.
“Nah ini proses lah prosesnya, tapi dari kita sendiri kemungkinan besar masih panjang lah itu,” ucapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, PLN menargetkan pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat bakal efektif pada 2037 mendatang. Pensiun dini pembangkit batu bara itu menggunakan skema alih aset atau spin-off ke portofolio PTBA.
Nantinya skema peralihan aset itu akan turut disokong pendanaan campuran atau blended financing dari komitmen pendanaan murah Energy Transition Mechanism (ETM) yang disusun Kementerian Keuangan.
Skema ini bakal melibatkan para investor potensial untuk mengurangi masa operasi atau komersial dari PLTU Pelabuhan Ratu yang memiliki umur ekonomis hingga 2045.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo pernah menyampaikan bahwa skema yang diambil untuk mempercepat usia komersial dari PLTU Pelabuhan Ratu relatif sederhana untuk dilakukan. Prinsipnya, dia mengatakan, penghimpunan pendanaan murah lewat ETM diarahkan untuk menjaga pengembalian investasi yang setara atau tetap ketika PLTU itu tidak dipensiunkan lebih awal.
Kendati demikian, dia menambahkan, PLN bersama dengan PTBA dan PT Sarana Multi Infrastruktur atau PT SMI tengah mencari peluang pendanaan murah dan kerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya.
“PLTU itu akan tetap menghasilkan return yang tetap sama ketika belum dipensiunkan dini, tetapi dengan pendanaan yang murah tentu net present value (NPV)-nya akan menjadi tetap sama,” kata dia saat webinar Prospek dan Tantangan ETM, Jakarta, Rabu (29/3/2023).