Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Ungkap Biang Kerok PSN Pipa Transmisi Gas Cisem Tertunda hingga 15 Tahun

Kementerian ESDM mengungkapkan faktor keekonomian menjadi alasan utama proyek pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) mandek
First Welding Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Cisem II di Batang, Jawa Tengah, Senin (30/9/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa
First Welding Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Cisem II di Batang, Jawa Tengah, Senin (30/9/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan faktor keekonomian menjadi alasan utama Proyek Strategis Nasional (PSN) pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) terbengkalai selama 15 tahun. 

Pemerintah kemudian mengambil alih pembangunannya dengan dana APBN dengan pertimbangan bahwa infrastruktur ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang diharapkan membawa dampak dan manfaat besar untuk masyarakat.

Baru-baru ini, pemerintah telah meresmikan first welding atau pengelasan pertama pada proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon - Semarang Tahap II (Ruas Batang - Cirebon - Kandang Haur Timur) sepanjang 245 kilometer (km).

Dalam perjalanan rencana proyek ini, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Laode Sulaeman menerangkan sejumlah tangangan yang dihadapi.  

"Kita harus mengurus perizinannya Cisem II ini, yaitu melewati jalan tol, kemudian melewati jalan nasional, dan melewati infrastruktur milik swasta, milik pertagas juga ada yang melewati di bagian ujung Cirebon sana," ujar Laode kepada wartawan, dikutip Selasa (1/10/2024). 

Kendati demikian, dia menilai kolaborasi antar kementerian/lembaga terus dilakukan sehingga terkait perizinan tersebut dapat ditangani bertahap. 

Di sisi lain, dari sisi pembebasan lahan, Laode menyebut proyek Cisem tidak sama sekali menghadapi kendala. Alhasil, waktu pengerjaan hingga rampung dapat dilakukan dalam kurun waktu masing-masing 17-18 bulan. 

"Pelajarannya adalah, kalau kita bangun pipa gas itu kita harus bisa memastikan dulu potensi pasarnya jelas. Kenapa? Karena pipa ini begitu naik, dia kan harus ngalir. Dan dia juga membutuhkan investasi tinggi ya, di hulu," tuturnya. 

Selama 15 tahun terakhir dia melihat terdapat hambatan dari sisi potensi pasar sehingga nilai keekonomian dari proyek tidak tercapai. Alhasil, pemerintah mengintervensi dengan menjadikannya sebagai PSN. 

"Ternyata dengan diserahkan kepada pemerintah, pemerintah bisa memberikan endorsement yang lebih baik, bagaimana hulunya siap, bagaimana di hilirnya demand-denand yang ada itu disiapkan, sehingga dulu hilir nyambung ya sudah siap dibangun," tuturnya. 

Untuk saat ini, proyek Cisem memiliki pasar yang cukup jelas dengan diresmikannya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Industri Kendal sebagai penyerap terbesar gas. 

Tetapi, kemudian terlihat kebutuhan gas di wilayah lain seperti Balongan, Cilacap, hingga memasok ke Pupuk Kujang. 

Sementara itu, sebelumnya proyek Cisem tersendat lantaran rencana pembangunannya akan dilakukan oleh swasta kala itu PT Bakrie & Brothers Tbk. dan PT Rekayasa Industri belum menemukan demand pasti. 

"Demand yang pasti itu ternyata driving force-nya kalau secara business to business itu agak sulit, makanya diangkat levelnya ke level pemerintah. Kenapa? Pemerintah bisa ngatur, ini kamu harus seperti ini, jadi lebih mudah sehingga pasar siap lah kalau ditugaskan pemerintah kita siap," tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper