Bisnis.com, JAKARTA – Aksi mogok pekerja pabrik Boeing yang melumpuhkan aktivitas produksi memicu penundaan pengiriman pesawat 737 Max di seluruh Asia. Maskapai-maskapai di kawasan ini menjadi pelanggan terbesar Boeing untuk pesawat berbadan sempit (narrow body) tersebut.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (26/9/2024), data dari Cirium menunjukkan, pabrikan pesawat asal AS tersebut harus mengirimkan pesanan sebanyak 981 unit 737 Max hingga 2030 mendatang. Jumlah tersebut mencapai hampir sepertiga dari seluruh jadwal pengiriman pesawat di seluruh dunia selama periode yang sama.
Air India menjadi pelanggan terbesar pesawat jenis ini dengan pesanan sebanyak 141 unit, disusul maskapai Indonesia, Lion Air, dengan jumlah pesanan 135 unit. Selanjutnya, Akasa Air memesan sebanyak 131 unit, kemudian Vietjet 100 unit, SpiceJet 95 unit, Jeju Air 38 unit, Ruili Airlines 36 unit.
Selanjutnya, Virgin Australia dan Donghai Airlines masing-masing memesan 25 unit pesawat 737 Max, sementara itu, Korean Air, Xiamen Airlines, Japan Airlines (JAL) memesan 21 unit, China Southern memesan 20 unit, ANA sebanyak 19 unit, serta Greater Bay dan Air China yang memesan 15 unit.
Namun perselisihan Boeing berselisih dengan serikat pekerja Asosiasi Internasional Ahli Mesin dan Pekerja Dirgantara atau International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) memicu kekhawatiran mengenai pipeline jadwal pengiriman pesawat tersebut. Serikat pekerja IAM mewakili sekitar 33.000 karyawan Boeing yang telah melakukan aksi mogok selama hampir dua minggu.
Menanggapi pertanyaan dari Bloomberg, Korean Air Lines Co., Vietjet Aviation JSC dan Japan Airlines Co. mengatakan mereka mengalami penundaan pengiriman karena aksi mogok tersebut. Maskapai-maskapai tersebut memperkirakan pesawat pesanannya akan datang terlambat atau proses serah terima yang lebih lamban dari jadwal yang disepakati
Baca Juga
Perusahaan lain termasuk Singapore Airlines Ltd. mengatakan mereka bekerja sama dengan Boeing mengenai jadwal pengiriman sehubungan dengan penutupan pabrik.
Sementara itu, Air India dan Lion Air, dua maskapai penerbangan di Asia dengan jumlah pesanan jet 737 Max terbanyak, tidak menanggapi permintaan komentar.
Rantai pasokan penerbangan masih terpecah akibat pandemi ini, dan maskapai penerbangan di Asia kesulitan mendapatkan cukup pesawat untuk memenuhi permintaan saat ini. Pemogokan yang dilakukan serikat pekerja hanya memperburuk keadaan.
Pengiriman pesawat yang terlambat dapat menghambat penambahan kapasitas di Asia yang menjadi mesin pertumbuhan perjalanan udara di seluruh dunia. Kurangnya ketersediaan kapasitas atau kursi yang tidak dapat memenuhi permintaan akan berimbas pada kenaikan tarif tiket pesawat
Perusahaan penasihat penerbangan IBA menyebut, kombinasi aksi mogok ditambah dengan terputusnya rantai pasokan dan pelemahan ekonomi akan berdampak pada terhentinya pengiriman pesawat ke seluruh dunia akan terhenti pada 2024.
IBA juga menyebut, jumlah tersebut tidak akan mencapai angka tertinggi sebelum pandemi pada tahun 2018 hingga tahun 2026.
Adapun, Boeing tidak menanggapi permintaan komentar mengenai penundaan pengiriman Max di Asia.
Menyelesaikan masalah pemogokan dengan cepat sangat penting bagi Boeing untuk menghindari kerugian lebih lanjut terhadap keuangannya yang mengalami tekanan. Pabrikan tersebut mengatakan tujuannya untuk memproduksi 38 jet 737 Max per bulan hingga akhir tahun akan memakan waktu lebih lama karena banyaknya staf yang keluar.
Perusahaan juga memicu kemarahan serikat pekerja karena mengajukan proposal kenaikan upah sebesar 30% langsung kepada pekerja, tanpa melibatkan negosiator. Serikat pekerja mengatakan para anggotanya menginginkan lebih.
Perundingan Berlanjut
Sementara itu, mengutip Reuters pada Kamis (26/9/2024), Boeing dan IAM akan melanjutkan pembicaraan kontrak pada Jumat waktu setempat dalam upaya untuk mengakhiri pemogokan yang telah menghambat produksi pesawat.
Para perunding dari Boeing dan IAM akan bertemu dengan mediator federal dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan, setelah perundingan dua hari sebelumnya gagal pada minggu lalu.
“Persatuan siap memanfaatkan kesempatan ini untuk mengemukakan isu-isu yang dianggap penting oleh para anggota untuk mencapai kesepakatan. Kami tahu bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan serangan ini adalah melalui negosiasi. kata IAM dalam sebuah pernyataan.
Boeing mengkonfirmasi pembicaraan akan dilanjutkan pada hari Jumat tetapi tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Beberapa jam sebelum pemogokan dimulai, hampir 95% pekerja di IAM menolak tawaran awal Boeing berupa kenaikan gaji sebesar 25% selama empat tahun. Mereka beralasan kenaikan gaji tersebut tidak mampu mengimbangi stagnansi kenaikan upah selama lebih dari satu dekade yang berada dibawah tingkat inflasi.
Boeing kemudian mengajukan proposal baru yang disebut sebagai penawaran terbaik dan final. Proposal tersebut memberikan kenaikan gaji sebesar 30% kepada pekerja selama empat tahun dan mengembalikan bonus kinerja.
Serikat pekerja mengatakan survei terhadap anggotanya menemukan bahwa hal itu tidak cukup dan mereka menolak untuk melakukan pemungutan suara resmi.
“Tawaran terbaru perusahaan tidak memenuhi kebutuhan anggota kami. Pesan tersebut muncul dengan jelas dalam survei terbaru kami,” kata pernyataan IAM.
Serikat pekerja telah mengupayakan kenaikan gaji sebesar 40% dan pemulihan dana pensiun manfaat pasti yang dihilangkan dalam kontrak satu dekade lalu.