Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Akhiri Mogok Kerja, Boeing Tawarkan Kenaikan Gaji 30%

Boeing memposting tawaran kenaikan upah sebesar 30% ini secara online kepada pekerja pabrik di Seattle.
Boeing 737 MAX. Dok Boeing
Boeing 737 MAX. Dok Boeing

Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing Co. menawarkan kenaikan gaji sebesar 30% secara langsung kepada para pekerja dalam upayanya untuk mengakhiri aksi mogok yang telah menutup pabrik pesawatnya di wilayah Pacific Northwest.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (24/9/2024), Boeing memposting tawaran terbarunya secara online, mengusulkan untuk memberikan kenaikan upah sebesar 30% kepada pekerja pabrik di Seattle selama empat tahun. 

Tawaran ini sedikit lebih tinggi dari kenaikan sebesar 25% yang ditolak awal bulan ini oleh 33.000 anggota Asosiasi Internasional Ahli Mesin dan Pekerja Dirgantara atau International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM). 

Tawaran terbaru perusahaan ini juga akan mengembalikan bonus tahunan yang rata-rata berjumlah sekitar 3,7% dari gaji dan dibatalkan dari perjanjian awal, poin yang berulang kali ditekankan oleh para oleh serikat pekerja dalam wawancara. 

Boeing juga menggandakan bonus yang akan diterima pekerja jika kesepakatan terakhir disahkan menjadi US$6.000, dan meningkatkan kontribusinya pada program pensiun, yang akan dijalankan oleh perusahaan dan bukan oleh serikat pekerja.

Boeing mengatakan persyaratan tersebut bersifat final dan hanya berlaku hingga akhir 27 September, karena pihaknya berupaya meningkatkan tekanan pada para pekerja untuk menyetujuinya.

“Kami mendengar tanggapan Anda. Kami telah melakukan perbaikan signifikan untuk menyediakan lebih banyak dana di bidang-bidang utama," kata Boeing dalam unggahan di situs resminya yang menggembar-gemborkan tawaran kontrak terbaru tersebut.

Merespons tawaran tersebut, serikat pekerja Distrik 751 IAM melalui laman resminya mengatakan proposal tersebut dilemparkan kepada pihaknya tanpa diskusi apa pun. 

Boeing disebut juga telah menolak untuk bertemu sejak perundingan gagal pekan lalu, kata serikat pekerja tersebut, dan menambahkan bahwa mereka tidak akan menjadwalkan pemungutan suara mengenai tawaran terbaru tersebut. 

“Taktik ini secara terang-terangan menunjukkan rasa tidak hormat kepada Anda – anggota kami – dan proses tawar-menawar,” kata pernyataan IAM. Mereka menyebut taktik transaksi langsung Boeing sebagai kesalahan besar.

Perundingan antara Boeing dan serikat pekerja terhenti sejak 18 September, ketika mediasi federal selama dua hari hanya menghasilkan sedikit kemajuan. 

Setelah para pekerja memutuskan untuk mogok pada awal bulan ini, distrik setempat mengatakan mereka bermaksud untuk mendorong kenaikan upah yang jauh lebih tinggi dan agar Boeing menerapkan kembali program pensiun yang jelas bagi para anggotanya.

Pertikaian antara Boeing dan para pekerja di pusat manufaktur utamanya diawasi dengan ketat oleh Wall Street dan Gedung Putih ketika perselisihan perburuhan meningkat di AS menjelang pemilihan presiden. 

Pemogokan yang berkelanjutan akan memperburuk situasi keuangan Boeing yang sudah tegang, setelah perusahaan tersebut menghabiskan lebih dari US$8 miliar uang tunai pada semester pertama karena memperlambat produksi untuk mengatasi penurunan kualitas yang diakibatkan oleh kecelakaan pesawat pada bulan Januari.

Saham pembuat pesawat itu melonjak sebanyak 3,3% di New York. Saham Boeing telah anjlok 40% sepanjang 2024, atau kinerja terburuk kedua di antara anggota Dow Jones Industrial Average.

Konflik ini juga telah menghentikan produksi pesawat Boeing 737 Max dan pesawat jet lainnya, dan dapat menghabiskan sebanyak US$1,3 miliar uang tunai dari perusahaan tersebut setiap bulannya, menurut Sheila Kahyaoglu, seorang analis di Jefferies. 

Di tengah risiko perusahaan kehilangan peringkat kredit investasinya, Boeing telah mulai merumahkan pekerjanya dan mengambil langkah-langkah lain untuk menghemat uang selama pemogokan. Manajer senior, termasuk Chief Executive Officer baru Kelly Ortberg, juga telah setuju untuk melakukan pemotongan gaji selama masa cuti.

Pemogokan ini mempertemukan Boeing yang sedang mengalami kesulitan keuangan dengan para pekerja yang memiliki sejarah aktivisme dan tidak mau bekerja sama dengan majikan mereka. Para pekerja merasa sakit hati dengan perjanjian 2014 yang membuat mereka kehilangan dana pensiun dan hanya menerima sedikit kenaikan gaji sementara inflasi melonjak pada awal dekade ini. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper