Bisnis.com, JAKARTA - Institute for Development on Economics and Finance (Indef) mengharapkan produksi katoda tembaga dari smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik tidak molor dari waktu yang ditargetkan.
Peneliti Indef, Abra Tolattov menuturkan smelter tembaga milik PTFI yang diresmikan hari ini bisa beroperasi secepatnya.
Menurutnya, peresmian smelter tembaga PRFI jangan menjadi gimik belaka untuk memuluskan langkah perpanjangan IUPK yang berakhir pada 2041.
“Dengan beeoperasinya Smelter PTFI, publik berharap kontribusi PTFI terhadap penerimaan negara semakin meningkat sehingga beban masyarakat untuk memikul rencana kenaikan PPN bisa dikurangi,” kata Abra saat dihubungi, Senin (23/9/2024).
Abra pun menyebut, bahwa peresmian smelter ini merupakan kewajiban yang sudah semestinya dituntaskan PTFI sebagai salah satu syarat perpanjangan operasi PTFI hingga 2041 mendatang.
Meskipun operasional smelter PTFI di Gresik tersebut molor dari tenggat waktu yang seharusnya, Abra melihat kehadiran smelter ini dapat menjadi angin segar dalam upaya mengoptimalkan penerimaan negara dari eksploitasi tambang di Papua sejak 1967.
Baca Juga
“Apalagi dalam proses divestasi saham PTFI tahun 2018 silam, negara telah mengeluarkan dana yang sangat besar untuk menguasai mayoritas saham PTFI,” ujarnya.
Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan fasilitas produksi smelter baru milik PT Freeport Indonesia (PTFI), Senin (23/9/2024). Peresmian dilakukan sekitar satu bulan jelang pergantian pemerintahan yang bakal jatuh pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Smelter yang diklaim memiliki design single line terbesar di dunia itu terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur. Fasilitas pemurnian tembaga itu sudah memulai tahap commissioning pada Juni 2024, dan produksi perdana pada Agustus 2024.
"Pada sore hari ini saya resmikan produksi smelter PT Freeport di Kabupaten Gresik, Jawa Timur," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Negara juga meninjau berbagai area smelter dan sempat menandatangani produksi katoda pertama PTFI.
Adapun Direktur Utama PTFI Tony Wenas menyampaikan bahwa smelter dibangun sesuai dengan komitmen perusahaan dalam IUPK yang diterbitkan 2018 untuk membangun satu lagi smelter di Indonesia. Adapun satu smelter lainnya telah dibangun di Gresik yaitu oleh PT Smelting.
"Smelter kedua ini merupakan smelting dengan single line yang terbesar di dunia. Dan ini bisa kami selesaikan tepat pada waktunya," kata Tony.