Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar Tahun Ini

Bank Permata memperkirakan defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin lebar, mencapai -0,79% terhadap PDB pada akhir tahun ini.
Karyawati menghitung dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Rabu (17/4/2024). / Bisnis-Abdurachman
Karyawati menghitung dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Rabu (17/4/2024). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi current account deficit (CAD) alias defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin lebar pada tahun ini dibandingkan pada tahun lalu.

Josua menjelaskan, proyeksi tersebut berdasarkan sejumlah faktor seperti terjadinya normalisasi harga komoditas secara bertahap dan potensi dampak pelemahan permintaan global.

"Kami memperkirakan CAD akan melebar secara moderat, dari -0,16% dari PDB [produk domestik bruto] pada tahun 2023 menjadi -0,79% dari PDB pada tahun 2024," ujar Josua saat dihubungi pada Senin (16/9/2024).

Kendati demikian, dia berharap kebijakan hilirisasi pemerintah bisa mengurangi ketergantungan transaksi berjalan kepada harga komoditas. Dengan demikian, sambungnya, defisit transaksi berjalan bisa dibatasi.

Selain itu, Josua juga menekankan potensi penurunan suku bunga kebijakan global dalam waktu dekat juga berpotensi membatasi penurunan harga komoditas lebih lanjut.

"Di tengah ekspektasi pelemahan dollar AS [Amerika Serikat] yang dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga The Fed," ujarnya.

Sebagai informasi, data terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai US$3 miliar atau -0,9% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2024. 

Nilai tersebut tercatat mengalami kenaikan US$0,6 miliar dibandingkan dengan defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2024 yang defisitnya mencapai US$2,4 miliar (-0,7% dari PDB). 

Kepala Departemen Komunikasi sekaligus Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan defisit yang melebar tersebut sejalan dengan surplus neraca perdagangan barang meningkat. 

"Dikontribusikan oleh defisit neraca perdagangan migas yang menurun dan surplus neraca perdagangan nonmigas yang relatif stabil," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/8/2024).  

Sementara itu, Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan mengumumkan perkembangan neraca perdagangan Indonesia selama Agustus 2024 pada Selasa (17/9/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper