Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar mengungkapkan pentingnya sosok teknokrat atau profesional untuk menduduki kursi menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Media menuturkan sosok menkeu pada dasarnya merupakan kaki tangan presiden untuk membantu melancarkan program-program Kepala Negara. Meski demikian, menkeu juga harus mampu mengerem dan selektif dalam menjalankan berbagai kebijakan.
Dirinya mengkhawatirkan dengan kondisi ekonomi politik saat ini, banyak sekali ‘pemain-pemain’ yang saat ini berada di sekitar Jokowi dan bercampur dengan ‘pemain-pemain’ di sekitar Prabowo.
“Ini jelas pasti akan mempengaruhi dinamika yang terjadi di internal Kementerian Keuangan,” ungkapnya dalam Diskusi Publik Celios, Kamis (12/9/2024).
Kekhawatiran Media lainnya, arah kebijakan yang akan diputuskan dan dijalankan oleh menkeu baru mendatang akan menyesuaikan kepentingan politik segelintir orang.
Apakah arah pemerintah ke depan adalah subsidi untuk mobil listrik ataupun subsidi lebih banyak untuk batu bara.
Baca Juga
“Jadi yang saya khawatirkan kalau menteri keuangan enggak kuat, kita akan berakhir pada skema tatanan ekonomi yang digerakkan oleh subjektivitas politik dan itu berbahaya,” jelasnya.
Media menjelaskan apabila fondasi ekonomi tidak lagi independen, ketika bank sentral tidak lagi independen, dan kementerian keuangan diisi oleh politikus, maka akan memperparah ekonomi Indonesia yang tengah berjuang untuk tumbuh tinggi mencapai 8%.
Meski demikian, Media enggan menyebutkan sosok dari profesional yang pantas menduduki kursi menteri keuangan dan mampu menjaga fiskal di masa pemerintahan Prabowo.
Belum lagi, Jokowi akan mewariskan setidak 10 kondisi fiskal yang harus dihadapi oleh menteri keuangan selanjutnya. Mulai dari rasio utang pemerintah yang terus melesat tinggi, rasio pajak yang rendah, hingga pembiayaan untuk IKN.
Melihat beberapa dekade ke belakang, menteri keuangan selalu dari kalangan profesional. Sebut saja Bambang Brodjonegoro yang menjabat pada 2014-2016, kemudian Chatib Basri yang menjadi menteri pada 2013-2014, bahkan Boediono (2001-2004) bukanlah merupakan seorang politikus.
“Jadi kalau hari ini Prabowo memilih nonprofesional, saya khawatir ini justru akan memperparah dan justru berpotensi sebagai awal kemunduran ekonomi Indonesia,” tutur Media.
Sebelumnya, dua pekan usai perhelatan Pemilu 2024, Prabowo disebut-sebut mengincar mantan bankir untuk menjadi menteri keuangan.
Nama-nama yang muncul di antara para bankir, yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar.
Sementara Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono yang merupakan keponakan Prabowo sekaligus politikus dari Partai Gerindra, juga sempat digadang-gadang menjadi penerus Sri Mulyani.