Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap kelanjutan investasi perusahaan raksasa asal China, yakni Xinyi Group di proyek Rempang Eco City.
Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM Yuliot Tanjung menjelaskan bahwa rencananya groundbreaking investasi Xinyi Group senilai Rp174 triliun itu dijadwalkan bakal dilakukan pada kuartal I/2025.
“Tahun depan, kita usahakan triwulan I/2025 jadi [groundbreaking], tapi kita liat kondisi terlebih dahulu,” jelasnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Kamis (12/9/2024).
Pasalnya, tambah Yuliot, saat ini rencana groundbreaking tersebut masih memasuki tahap penyiapan lahan. Pemerintah masih melakukan pembebasan kawasan hutan.
Di samping itu, terdapat pula sejumlah area kebun masyarakat yang masih harus dibebaskan secara persuasif dan bertahap.
“Sebagian ganti rugi kepada masyarakat sudah dilaksanakan karena bekerjanya bertahap dari Kementerian Investasi melaksanakan fasilitasi tetap terlaksana,” pungkasnya.
Baca Juga
Dengan demikian, realisasi investasi jumbo dari Xinyi Group tersebut dipastikan tak akan dapat terwujud di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Diberitakan sebelumnya, total nilai investasi yang akan disuntik oleh Xinyi Group senilai Rp174 triliun itu mencakup 10 proyek yang akan dibangun secara bertahap. Sepuluh proyek tersebut di antaranya yakni pembangunan kawasan industri terintegrasi, pembangunan pabrik pemrosesan pasir silika, proyek industri soda abu, industri kaca panel surya.
Kemudian, investasi proyek industri kaca float, industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya dan industri infrastruktur.
Adapun, total lahan Pulau Rempang yang akan dikembangkan dalam proyek investasi jumbo ini luasnya hanya 8.142 hektare (ha) dari total area seluas 17.600 ha.