Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan P. Roeslani memutuskan untuk menempatkan pejabat instansinya di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau KPBPB Batam demi mengakselerasi investasi.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) bersama Wali Kota Batam Amsakar Achmad di kantor pusat BKPM, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Rosan menuturkan bahwa hal tersebut menjadi komitmen karena KPBPB Batam menjadi pintu gerbang investasi untuk menampung limpahan investasi dari Malaysia dan Singapura. Percepatan itu sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi menuju 8% pada 2029.
“Jadi ada Desk Peningkatan Realisasi Investasi di KPBPB Batam ini dengan harapannya semuanya bisa lebih terakselerasi dan memperkuat pelayanan investasi yang akan masuk ke Batam,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).
Alhasil, pengurusan investasi awal nantinya cukup dilakukan di desk tersebut di Batam, namun tidak mengurangi peran BKPM pusat.
Rosan menjelaskan bahwa investasi menjadi salah satu komponen penting pembentuk produk domestik bruto (PDB) yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Di mana investasi dalam bentuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi komponen pengeluaran kedua terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi setelah konsumsi rumah tangga.
Pada 2024, PMTB yang tumbuh sebesar 4,61% sepanjang tahun memberikan distribusi sebesar 29,15% terhadap PDB. Sementara konsumsi rumah tangga menjelaskan 54,04% dan ekspor sebesar 22,18%.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Batam Amsakar Achmad menuturkan bahwa kesepakatan ini akan memperkuat fondasi kerja sama, sinkronisasi, pertukaran data dan informasi, serta pengawasan sistem perizinan terintegrasi secara elektronik.
Selain itu, juga untuk fasilitasi perizinan berusaha termasuk penyelesaian permasalahan penanaman modal, pengembangan peluang investasi di KPBPB Batam. Kemudian penguatan penyusunan kebijakan di bidang investasi dan berbagai hal teknis lainnya.
“Semua langkah ini merupakan manifestasi komitmen kita bersama untuk tidak hanya menciptakan kawasan yang ramah investasi tetapi juga adaptif dan responsif terhadap perkembangan global,” ujarnya.
Mengingat, Batam memiliki KPBPB dan 31 kawasan industri, serta terdapat 135 industri galangan kapal atau setara 60% industri perkapalan terpusat di wilayah ini.
Adapun, saat ini terdapat investor yang siap menanamkan modalnya di Batam khususnya yang berkaitan di bidang digitalisasi dan artificial intelligence (AI), kelistrikan hingga proyek air bersih.
“Soal kelistrikan di Batam ini juga banyak peminatnya, setidaknya saat ini sudah ada dua yang merencanakan akan berinvestasi. Tapi ada satu masalah persoalan lahan dan hutan,” lanjut Amsakar.
Selain itu, Apple juga telah menyatakan komitmennya untuk masuk di Kawasan Industrial Tunas Batam melalui vendor-vendornya.
Adapun, realisasi investasi hingga kuartal I/2025 tercapai senilai Rp465,2 triliun mengalami pertumbuhan 15,9% secara tahunan (year on year/YoY). Realisasi investasi itu juga naik 2,7% secara kuartalan (quarter to quarter/QtQ).
Realisasi investasi kuartal I/2025 setara dengan 24,4% dari total target investasi tahun ini senilai Rp1.905,6 triliun. Artinya pemerintah perlu mengejar Rp1.440,4 triliun lagi untuk mencapia target atau realisasi per kuartalnya setidaknya harus mengantongi FDI senilai Rp480,13 triliun pada sisa tahun ini.