Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) kembali memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya tahun ini seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi dan melandainya inflasi semakin mendekati target 2%.
Melansir Bloomberg, Kamis (12/9/2024), ECB memutuskan untk memangkas suku bunga deposito utama sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%, sejalan dengan proyeksi seluruh analis dalam survei Bloomberg. Sementara itu, suku bunga refinancing dipotong sebesar 60 basis poin menjadi 3,65%.
Meskipun memangkas suku bunga, ECB menegaskan bahwa mereka tidak dapat berkomitmen untuk tren jalur suku bunga tertentu.
“Berdasarkan penilaian terbaru Dewan Pemerintahan terhadap prospek inflasi, dinamika inflasi yang mendasari dan kekuatan transmisi kebijakan moneter, sekarang tepat untuk mengambil langkah lanjutan untuk memoderasi tingkat pembatasan kebijakan moneter,” demikian ungkap ECB dalam pernyataannya.
Seperti bank sentral lainnya, ECB semakin yakin bahwa pertumbuhan inflasi akan kembali ke target setelah melonjak tajam. Sementara itu, perekonomian 20 negara di zona euro kehilangan momentum. Rumah tangga gagal mempertahankan rebound di awal tahun dan manufaktur tetap lesu karena lemahnya permintaan luar negeri.
Kelemahan tersebut mendorong ECB untuk memangkas perkiraan produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2024, 2025, dan 2026. ECB memperkirakan ekonomi akan tumbuh 0,8% pada tahun ini, lebih rendah dari proyeksi tahun sebelumnya yang sebesar 0,9% pada proyeksi triwulanan terakhir. Prospek inflasi secara luas tidak berubah.
Baca Juga
Sementara itu, suku bunga fasilitas pinjaman marjinal ECB turun 60 basis poin menjadi 3,9% sebagai bagian dari perubahan strategis jangka panjang yang akan memiliki beberapa konsekuensi langsung.
Keputusan ECB memangkas suku bunga diambil sebelum Federal Reserve diperkirakan akan mulai melonggarkan kebijakan moneter AS. Bank of England, yang telah menurunkan suku bunga satu kali sejauh ini, akan mengadakan pertemuan sehari kemudian.
Dalam konferensi pers setelah pengumuman suku bunga, Presiden ECB Christine Lagarde menegaskan keputusan bank sentral akan terus bergantung kepada data dan keputusan hari ini telah disepakati dengan suara bulat.
“Hal ini sangat beralasan mengingat ketidakpastian yang ada. Jalur penurunan tidak ditentukan sebelumnya, baik dari segi urutan, maupun dari segi volume,” jelasnya dalam konferensi pers.
Pengumuman ECB ini muncul setelah inflasi merosot menjadi 2,2% pada Agustus dan angka-angka menunjukkan bahwa kenaikan upah yang cepat yang mendorong kenaikan harga mulai melambat, terutama di sektor jasa.
Anggota Dewan Eksekutif ECB Isabel Schnabel mengatakan bahwa penurunan suku bunga tidak dapat dilakukan secara mekanis dan harus bertumpu pada data dan analisis.
Kepala Ekonom Philip Lane mengatakan bahwa kembalinya suku bunga ke 2% belum terjamin, meskipun ia memperingatkan bahwa suku bunga yang tinggi seharusnya tidak mencekik perekonomian.