Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyebut The Federal Reserve (The Fed) perlu memangkas suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat. Meski demikian, besaran pemangkasan tersebut akan tergantung pada rilis data ekonomi yang ada.
“Ketika inflasi turun, kita melihat tingkat suku bunga riil meningkat sehingga perekonomian melambat. Itu adalah resep dasar untuk melakukan pengetatan yang berlebihan,” kata Daly dikutip dari Reuters pada Kamis (5/9/2024).
Daly menjelaskan, kesehatan pasar tenaga kerja harus dipelihara dan dilindungi. Dia mengatakan, The Fed harus sangat berhati-hati karena jika kebijakan terlalu ketat, pasar tenaga kerja kemungkinan akan mengalami perlambatan tambahan.
Adapun, Daly menyebut sejauh ini, pasar tenaga kerja telah melemah, namun kondisinya masih sehat.
Daly dan rekan-rekannya diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed mendatang pada 17-18 September 2024.
The Fed menaikkan biaya pinjaman dengan cepat pada tahun 2022 dan 2023 dan telah mempertahankan suku bunga kebijakan pada kisaran 5,25%-5,50% selama lebih dari setahun untuk menurunkan inflasi.
Baca Juga
Sebagian besar analis memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan September.
Meski demikian, para analis sangat menantikan laporan ketenagakerjaan bulanan periode Agustus dari Departemen Tenaga Kerja AS, yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat. Data tersebut untuk mengetahui tanda-tanda pelemahan pasar kerja lebih lanjut yang dapat memicu penurunan yang lebih besar dari The Fed.
Pasar keuangan sebelumnya pada hari Rabu memperkuat posisinya pada penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan ini setelah data pemerintah menunjukkan lowongan pekerjaan AS pada bulan Juli turun ke level terendah dalam tiga setengah tahun, dan rasio lowongan pekerjaan terhadap pencari kerja, indikator yang mengukur ketatnya pasar tenaga kerja, kini berada di bawah rata-rata sebelum pandemi.
Namun bagi Daly, laporan tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja seimbang, tetapi tidak lemah. “Sulit untuk benar-benar menemukan bukti bahwa hal ini bahkan goyah,” katanya.
Upah tumbuh lebih cepat dibandingkan inflasi dan pekerja masih mendapatkan pekerjaan. Meskipun dunia usaha memberi tahu The Fed bahwa mereka berhemat dalam perekrutan, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan akan melakukan PHK.
Dia mengatakan bahwa The Fed akan melakukan tindakan agresif pada saat prospeknya pasti. Misalnya, penutupan pandemi pada tahun 2020, yang memicu keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga mendekati nol.
Daly menyebut, prospek saat ini kurang pasti, sambil menambahkan bahwa ketika dia berbicara dengan masyarakat di komunitas yang dia kunjungi, mereka masih menyebut inflasi sebagai kekhawatiran utama mereka.
“Kami tidak memiliki stabilitas harga. Dengan inflasi yang masih berada di atas target The Fed sebesar 2%, kita harus terus memberikan tekanan terhadap inflasi,” ujar Daly.
Adapun, Daly juga belum dapat memastikan besaran pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan The Fed pada pertemuan September mendatang. Dia mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan data-data ekonomi terkait, mulai dari laporan pasar tenaga kerja, inflasi, dan lainnya.
“Saya juga perlu mendiskusikan data tersebut dengan staf dan rekan-rekan pembuat kebijakan lain. Saya ingin lebih banyak waktu untuk melakukan semua pekerjaan yang perlu dilakukan untuk membuat keputusan terbaik,” uajr Daly.
Daly menambahkan, The Fed perlu menjaga pasar tenaga kerja tetap pada kondisi saat ini, dengan ekspektasi bahwa pasar akan terus berkembang.