Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menduga deflasi yang terjadi selama empat bulan terakhir atau sejak Mei hingga Agustus 2024, akibat konsumsi nonmakanan masyarakat yang turut melandai atau indikasi masyarakat menahan belanja.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, konsumsi yang tertahan tersebut berdampak pada turunnya permintaan nonmakanan. Alhasil, BPS merekam deflasi sebesar 0,03% (month-to-month/MtM) pada Agustus 2024.
"Untuk menjaga daya beli, khususnya untuk konsumsi makanan maka diduga rumah tangga akan menahan konsumsi nonmakanan, sehingga terlihat pada turunnya permintaan atau demand konsumsi nonmakanan," ungkap Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/9/2024).
Pudji menjelaskan, fenomena deflasi dalam empat bulan terakhir ini lebih ditunjukkan dari sisi suplai atau penawaran. Panen beberapa komoditas pangan dan hortikultura, seperti bawang merah yang tengah masuk masa panen raya, dan juga turunnya biaya produksi berhasil mendorong deflasi komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.
Secara umum, pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03% secara bulanan (MtM). Deflasi yang terjadi sejalan dengan penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustsus 2024.
Kelompok makanan minuman dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar pada Agustus 2024, yakni sebesar 0,52% dan dengan andil 0,15%.
Baca Juga
Komoditas bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras menjadi penyumbang utama deflasi 2024 dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,08%, 0,03% 0,03%, dan 0,02% secara bulanan.
Meski demikian, Pudji perlu melihat lebih lanjut dampak pada pendapatan masyarakat di subsektor pertanian, hortikultura, dan peternakan.
Adapun, inflasi bulanan dan tahunan mulai menunjukkan penurunan sejak April 2024 dengan tingkat inflasi sebesar 3% (year-on-year/YoY) dan 0,25% (MtM).
Sejak saat itu, inflasi terus menurun secara tahunan dan bahkan mengalami deflasi secara bulanan. Adapun, secara tahun kalender atau year-to-date (YtD), inflasi tercatat sebesar 0,87%.