Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menambah alokasi kuota pembiayaan rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 220.000 unit. Hal itu dilakukan demi menjaga stabilitas sektor properti khususnya bagi Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menjelaskan semula alokasi kuota FLPP 2024 sebanyak 166.000 unit. Akan tetapi per September akan ditambah 34.000 unit atau senilai Rp4,3 triliun.
“Dari 166.000 [unit] tambah 34.000 [unit], Rp4,3 triliun tambahannya,” jelasnya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (28/8/2024).
Adapun, komitmen pemerintah mengguyur tambahan kuota FLPP dilakukan menjawab kekhawatiran para pengembang yang menyebut bahwa alokasi rumah subsidi 166.000 unit akan habis per September 2024.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Realestate Indonesia (REI), Joko Suranto sebelumnya menyebut bahwa apabila alokasi FLPP tak dilakukan penambahan, hal itu bakal menimbulkan ketidakpastian bagi pasar properti dalam negeri.
Karenanya, Joko mengaku menyambut baik keputusan pemerintah untuk menambah kuota FLPP. Meskipun, tambahan yang digulirkan masih jauh berada di bawah usulan agar setidaknya dapat mencapai 229.000 unit.
Baca Juga
REI memperkirakan bahwa kuota FLPP akan tetap habis sebelum tahun anggaran 2024 selesai.
Pasalnya, Joko merinci, rata-rata serapan FLPP per bulan mencapai 16.000 unit. Mengacu pada asumsi tersebut, tambahan kuota FLPP sebanyak 34.000 yang diguyurkan pemerintah ini akan habis dalam 2 bulan saja.
“Jadi setidaknya di 34.000 itu bisa bertahan sampai di November. Karena kan buat Januari kan sudah ada anggaran baru, semoga itu tidak terlalu lama. Kalau misalkan, di akhir November [tambahan FLPP habis] berarti kan hanya satu bulan itu kosongnya,” tegasnya.