Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Produksi Migas, ESDM Prioritaskan Reaktivasi Sumur 'Nganggur'

Kementerian ESDM bakal memprioritaskan reaktivasi lapangan atau sumur minyak yang tidak aktif (idle) untuk menggenjot produksi migas dalam negeri.
Fasilitas Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa
Fasilitas Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024)/Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memprioritaskan reaktivasi lapangan atau sumur minyak yang tidak aktif (idle) untuk menggenjot produksi migas dalam negeri. 

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto mengatakan, saat ini Kementerian ESDM bersama dengan SKK Migas dan Pertamina sudah lakukan pembahasan teknis mengenai reaktivasi sumur idle.

“Lapangan atau sumur yang tadinya idle ini juga akan menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri, atau dikerjasamakan dengan mitra,” kata Ariana kepada wartawan, Rabu (28/8/2024).

Dalam hal kerja sama dengan mitra, kata Ariana, pihaknya bakal mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerja sama tersebut bisa lebih menarik sehingga lapangan idle dapat dieksekusi lebih cepat dan tambahan produksi minyak bisa segera didapat.

Selain itu, peningkatan produksi minyak juga diupayakan melalui program enhanced oil recovery (EOR). Saat ini, Pertamina tengah menjajaki kerja sama EOR dengan perusahaan migas China yaitu Sinopec di lima lapangan milik PT Pertamina EP. Kelima lapangan tersebut adalah Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.

Ariana menyampaikan bahwa hari ini tim teknis dari Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina sedang terbang ke China untuk melakukan evaluasi teknis penerapan teknologi tersebut di lapangan di China. 

“Selanjutnya, awal September tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk penjajakan teknologi tersebut ke lima lapangan Pertamina,” ujarnya.

Tak hanya itu, Ariana menuturkan bahwa pemerintah bakal mengawal dan mendukung penuh adanya peningkatan produksi dari proyek baru maupun dari kontraktor kotrak kerja sama (KKKS) besar.

Salah satunya dengan terbitnya kebijakan baru yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split.

“Tentu ini akan dorong iklim investasi migas lebih positif. Juga fleksibilitas gross split ke cost recovery di mana beberapa blok migas sedang berproses,” ucap Ariana.

Selain dikeluarkannya Permen baru, Kementerian ESDM sudah memiliki kebijakan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 199/2021 terkait insentif hulu migas yang dapat memperbaiki keekonomian kontraktor agar lebih optimal. 

“Selain itu, lelang blok migas baru sekarang jauh lebih menarik. Bagi hasil migas untuk kontraktor saat ini bisa mencapai 50%. Dahulu hanya 15-30% saja,” tutur Ariana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper