Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Migas Pertamina Hulu Capai 1,04 Juta Boepd per Semester I/2025

Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan produksi migas 1,04 juta boepd pada semester I/2025.
Ilustrasi pegawai Pertamina Hulu Energi/Istimewa
Ilustrasi pegawai Pertamina Hulu Energi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMboepd) per semester I/2025.

Jumlah itu terdiri atas produksi minyak 557.000 barel per hari (bopd) dan produksi gas 2,79 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

Direktur Utama PHE Awang Lazuardi juga mengungkapkan, hingga saat ini, PHE mencatat penyelesaian pengeboran sebanyak 404 sumur pengembangan, dengan 628 kegiatan workover, dan 18.714 kegiatan well services.

Menurutnya, PHE juga agresif dalam menjalankan kegiatan eksplorasi dengan mencatatkan survei seismik 3D sepanjang 539 km2 pada semester I/2025.

"PHE akan terus semangat menggali potensi dan kekuatan guna terus mendukung target produksi nasional dan memenuhi pasokan energi dalam negeri, sejalan dengan visi PHE yaitu menjadi perusahaan minyak dan gas bumi terkemuka yang mengutamakan ketahanan, ketersediaan, dan keberlanjutan energi,” ujar Awang melalui keterangan resmi dikutip Sabtu (2/8/2025).

Awang mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan. PHE juga berhasil menyelesaikan pengeboran delapan sumur eksplorasi.

Dia menyebut, dari kegiatan pengeboran eksplorasi yang dilakukan hingga semester I/2025, PHE mendapat tambahan sumber daya 2C (contingent resources) dengan realisasi 2C validation sebesar 804 juta barel setara minyak (MMboe). Selain itu, PHE mencatatkan penambahan cadangan migas terbukti (P1) migas sebesar 63 juta barel setara minyak (MMboe).

Menurut Awang, keberhasilan pengeboran sumur di onshore Jawa Barat (EPN-002) dan akuisisi 3D seismik pada beberapa wilayah kerja onshore Sumatra, menjadi catatan penting bagi kinerja PHE. Ini termasuk penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Melati dan WK Binaiya yang merupakan hasil lelang Wilayah Kerja tahap I dan II di tahun 2024.

PHE, kata dia, terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan. Upaya itu di antaranya melalui injeksi EOR steamflood pertama di Lapangan North Duri Development (NDD) Area-14, Proyek Simple Surfactant Flood (SSF) Stage-1 di Lapangan Balam South-Zona Rokan, CO2 interwell injection di Lapangan Sukowati, dan Put on Production and Exploration (POPE) Sumur Astrea, Pinang East dan Akasia Prima.

Selain itu, PHE secara masif juga melakukan evaluasi atas peluang new venture dengan mempertajam peluang inisiasi potensi eksplorasi baru, seperti geologic hydrogen dan carbon capture storage (CCS).

"PHE berencana mengembangkan dua CCS Hub dan beberapa satelit dengan kapasitas penyimpanan hingga 7,3 gigaton dan target reduksi emisi 68% dari sektor energi di tahun 2060," kata Awang.

Lebih lanjut, Awang mengatakan PHE mempersiapkan beberapa project development yang akan segera on-stream pada semester II/2025. Proyek ini di antaranya proyek strategis pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP yang didesain untuk mengolah minyak dan gas dengan kapasitas total sebesar 9.000 barel cairan per hari (blpd) dan 22 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

Proyek lainnya seperti proyek Sisi Nubi yang merupakan proyek penting untuk meningkatkan produksi gas dan minyak (kondensat) dengan kapasitas desain rata-rata 30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) per platform.

Tak hanya itu, proyek CEOR lapangan minas di Area A Stage-1 pun tengah bersiap, dengan menginjeksi cairan kimia ke reservoir, diharapkan mampu memberikan penambahan recovery factor sebesar 17-22 persen, serta proyek Lapangan OO-OX yang diestimasi mampu menghasilkan tambahan 2.996 barel minyak per hari (BOPD), dan 21,26 juta standar kubik gas per hari (MMscfd).

"PHE pun selalu berkomitmen untuk menerapkan implementasi tingkat komponen dalam negeri [TKDN] guna mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas nasional dan multiplier effect bagi industri dalam negeri," kata Awang.

Tercatat capaian TKDN PHE hingga pertengahan 2025 realisasi TKDN barang dan jasa PHE mencapai 63,29%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro