Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memproyeksikan anggaran belanja negara sebesar Rp3.613,1 triliun dalam APBN 2025 atau tahun pertama pemerintahan presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto.
Proyeksi tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika bacakan Nota Keuangan dan Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (16/8/2023).
Target anggaran belanja tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Menurut catatan Bisnis, sebelumnya proyeksi anggaran belanja paling tinggi terdapat dalam APBN 2024 yaitu sebesar Rp3.325,1 triliun, tetapi tahun depan ternyata targetnya lebih tinggi.
"Gambaran besar arsitektur RAPBN 2025 adalah sebagai berikut: belanja negara direncanakan sebesar Rp3.613,1 triliun," ujar Jokowi.
Kepala negara merinci total belanja tersebut akan terbagi untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.693,2 triliun dan transfer ke daerah senilai Rp919,9 triliun.
Belanja pemerintah pusat akan dianggarkan untuk sektor pendidikan sebesar Rp722,6 triliun, dialokasikan untuk peningkatan gizi
anak sekolah; untuk perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp504,7 triliun; dan untuk kesehatan direncanakan sebesar Rp197,8 triliun.
Baca Juga
Lalu untuk ketahanan pangan direncanakan sebesar Rp124,4 triliun, dan untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp400,3 triliun.
"Belanja akan dijaga benar-benar efisien dan produktif, agar selain mendukung program prioritas pemerintah, juga dapat menghasilkan multiplier effects yang kuat terhadap perekonomian," kata Jokowi.
Sementara itu, Jokowi menjelaskan pendapatan negara pada 2025 direncanakan sebesar Rp2.996,9 triliun, terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.
Artinya, pemerintah mematok defisit APBN 2025 sebesar 2,53% atau setara Rp616,2 dari produk domestik bruto (PDB).