Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Jagung Bioteknologi NTB Tembus 15 Ton/Ha, RI Siap Swasembada?

Panen jagung bioteknologi di NTB, hasil inisiasi Kementan dan Kadin Indonesia, diklaim tembus 13-15 ton per hektare.
Ilustrasi tanaman jagung./ Dok. Freepik
Ilustrasi tanaman jagung./ Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil panen jagung bioteknologi di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), hasil inisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, diklaim tembus 13-15 ton per hektare (ha) pipilan kering.

Adapun, realisasi panen tersebut mampu mengungguli hingga tiga kali lipat dari rata-rata nasional yang hanya 4-5 ton per ha. Hasil ini merupakan bagian dari program penanaman 1.000 ha jagung bioteknologi di NTB.

Penanaman tahap pertama saat musim kering dan berhasil dilakukan pada lahan 350 ha, berikutnya akan ditanam kala musim hujan seluas 650 ha.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, penggunaan benih jagung bioteknologi dapat membantu petani meningkatkan pendapatan dengan menghasilkan hasil panen yang lebih melimpah dan berkualitas.

“Dengan demikian, Indonesia dapat meraih kemajuan signifikan dalam sektor pertanian dan mencapai tujuan ketahanan pangan berkelanjutan,” ujar Ketut dalam keterangannya, dikutip Rabu (14/8/2024).

Menurutnya, dengan produktivitas hasil panen jagung di atas 10 ton per ha tersebut diharapkan petani dapat memiliki daya tahan terhadap fluktuasi harga komoditas dan kesejahteraannya lebih baik. Di sisi lain, produksi jagung nasional makin melimpah sehingga Indonesia bisa mencapai swasembada pangan.

Sementara itu, Wakil Bupati Dompu Syahrul Parsan berharap program itu diharapkan bisa bermanfaat nyata bagi para petani jagung dan masyarakat Dompu secara umum.

"Pemkab Dompu akan terus mendukung pengembangan jagung sebagai salah satu program unggulan," ujarnya.

Wakil Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia, Laksmi Prasvita, menyebut di tengah stagnasi produktivitas pertanian, sudah saatnya Indonesia mengadopsi inovasi yang bisa menjadi game changer.

“Kadin mendukung penuh inovasi pertanian yang mampu mengubah wajah industri, menjadikan Indonesia lebih kompetitif menuju swasembada pangan dan Indonesia Emas 2045,” kata Laksmi.

Adapun, Ketua Kelompok Substansi Jagung dan Aneka Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Arnen Sri Gemala menuturkan, keberhasilan panen jagung di NTB itu juga menunjukkan pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan bidang pertanian yang tepat guna dan tepat sasaran.

Selain itu, dapat bermanfaat signifikan dalam memacu produktivitas, meningkatkan pendapatan petani, memberikan stabilitas pasokan bahan pangan, serta keberlanjutan pertanian di Indonesia.

“Pertanian Indonesia sudah tertinggal 15-20 tahun dari negara tetangga dalam adopsi benih teknologi. Dengan dimulainya budi daya jagung menggunakan benih bioteknologi ini diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Gemala.

Keberlangsungan program Kadin itu berkat dukungan berkolaborasi dalam skema kemitraan inclusive closed-loop.

PT Bayer Indonesia, salah satu anggota Kadin, telah membina petani untuk menggunakan benih jagung bioteknologi DK95R yang tahan herbisida. Sementara PT Seger Agro Nusantara berperan memberikan jaminan pembelian hasil panen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper