Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan rampung pada September 2025.
Arifin menuturkan, salah satu proyek strategis nasional ini sudah memasuki tahap penyelesaian dan progresnya sudah mencapai 91%.
"2022 waktu saya ke sini. Dulu kan baru civil works banyak, tapi sekarang semuanya sudah terbangun. Jadi tinggal finishing saja. Progresnya sekarang 91% lebih,” kata Arifin dalam keteranganya, Selasa (13/8/2024).
Arifin membeberkan, untuk menuntaskan proyek RDMP terdapat sejumlah tantangan, seperti pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang memengaruhi rantai pasok sistem logistik.
Meski demikian, Arifin meminta manajemen Pertamina untuk bisa mengambil langkah tepat guna menyelesaikan proyek ini sesuai waktu yang sudah ditentukan.
Lebih lanjut, Arifin memastikan bahwa September 2025 adalah tenggat waktu terakhir untuk penyelesaian proyek RDMP Balikpapan karena apabila penyelesaiannya molor akan menimbulkan kerugian.
Baca Juga
"Kita tidak mau proyek ini terlambat sehingga output yang sudah kita targetkan jadi mundur. Kalau additional income, efisiensi bisa kita lakukan. Kalau terlambat kan kita loss," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa penyelesaian proyek RDMP Balikpapan masih sesuai jadwal untuk rampung pada September tahun depan karena progres sekarang sudah mencapai 91,6% dan target hingga akhir tahun meningkat menjadi 96%.
"Masih ada 8,4% lagi sampai operational acceptance September 2025. Itu yang secara kontraktual, kita masih punya waktu sampai September 2025 untuk menyelesaikan sampai 100%," ucap Taufik.
Adapun, proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai US$7,4 miliar. Dari total tersebut, US$4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan US$3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA).
Proyek ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional karena akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100.000 barel per hari sehingga kapasitas pengolahan menjadi 360.000 barel per hari.