Bisnis.com, JAKARTA — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melaporkan progres pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan saat ini telah mencapai 94,31% per Juni 2025.
Progres pembangunan proyek yang ditargetkan rampung pada September 2025 ini naik dibanding awal tahun yang mencapai 92,42%
Sekretaris PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen tetap optimis proyek strategis nasional (PSN) tersebut dapat beroperasi pada tahun ini.
"Insya Allah bisa kita selesaikan dan mulai beroperasi di 2025," ucapnya, Rabu (18/6/2025) malam.
Pihaknya pun terus berupaya mempercepat pembangunan proyek. Adapun, salah satu percepatan seperti melakukan monitoring dan controlling progres kontraktor.
Selain itu, pihaknya juga mengungkapkan quick win proyek RDMP Balikpapan dalam mendukung ketahanan energi nasional. Hal ini dilakukan dengan percepatan penyelesaian residual fluid catalytic cracking (RFCC).
Baca Juga
Dengan begitu, akan ada tambahan produksi BBM dan LPG. Taufik memerinci tambahan gasoline bisa mencapai 20.000 barel per hari. Lalu, solar 40.000 barel per hari dan LPG 300.000 ton per tahun.
Adapun deliverable dari proyek senilai US$7,4 miliar itu adalah peningkatan kapasitas pengolahan dari semula 260.000 bopd menjadi 360.000 bopd.
Kemudian, kompleksitas kilang ditingkatkan menjadi NCI 8 kemudian kualitas produk BBM yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan menjadi setara Euro V atau kandungan sulfurnya 10 ppm, atau dari sebelumnya Euro II.
RDPM Balikpapan ini diharapkan bisa beroperasi segara. Pasalnya, fasilitas ini bisa menambah produksi minyak nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya meminta penyelesaian RDMP Balikpapan dipercepat sebelum September 2025. Pasalnya, kata Bahlil, proyek tersebut mengalami defisit progres.
Padahal, keberadaan RDMP Balikpapan sangat strategis dalam mewujudkan ketahanan energi sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, Bahlil mendorong KPI untuk terus melakukan percepatan penyelesaian.
"Tadi saya lihat tinggal minornya dan progres pekerjaannya itu sudah mencapai 91%. Saya akui berdasarkan presentasi dari teman-teman Pertamina itu ada terjadi defisit progres. Namun saya sudah minta kepada mereka dipercepat, awalnya bulan September [2025], tapi saya minta dimajukan dengan cara apapun agar bisa menuju ketahanan energi," tutur Bahlil saat meninjau proyek di Balikpapan, Kalimantan Timur itu akhir tahun lalu.