Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengejar penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan sebelum September 2025.
Hal ini merespons perintah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang meminta penyelesaian RDMP Balikpapan dipercepat.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengakui pengerjaan RDMP Balikpapan sempat mandek karena ada peristiwa kebakaran beberapa waktu lalu. Namun, pihaknya bakal tetap mempercepat pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Apalagi, RDMP Balikpapan mampu meningkatkan kapasitas produksi kilang Pertamina.
"Jadi dari segi Pertamina, ya tentu ini menyambut baik arahan Pak Bahlil, apalagi beliau pemerintah juga concern ya, untuk peningkatan kapasitas, dan tentu teman-teman di PT Kilang Pertamina Balikpapan siap melaksanakan itu," kata Fadjar di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/12/2024).
Oleh karena itu, Pertamina pun optimistis dapat merampungkan proyek RDMP Balikpapan sebelum September 2025. Terlebih, saat ini progres pembangunan proyek tersebut telah mencapai 91%.
Baca Juga
"Saat ini kan sebenarnya sudah sembilan puluhan, ya 91% prosesnya, jadi kita harapkan bisa selesai lebih cepat," ucap Fadjar.
Sebelumnya, Bahlil meminta Pertamina menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan sebelum September 2025. Pasalnya, kata Bahlil, proyek tersebut mengalami defisit progres.
Padahal, keberadaan RDMP Balikpapan sangat strategis dalam mewujudkan ketahanan energi sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, Bahlil mendorong untuk terus melakukan percepatan penyelesaian.
"Tadi saya lihat tinggal minornya dan progres pekerjaannya itu sudah mencapai 91%. Saya akui berdasarkan presentasi dari teman-teman Pertamina itu ada terjadi defisit progres. Namun saya sudah minta kepada mereka dipercepat, awalnya bulan September [2025], tapi saya minta dimajukan dengan cara apapun agar bisa menuju ketahanan energi," tutur Bahlil saat meninjau proyek di Balikpapan, Kalimantan Timur itu pada Sabtu (14/12/2024).
Menurutnya, proyek itu mampu menghasilkan produksi minyak jadi sebesar 100.000 barel per hari. Oleh karena itu, produksi yang dulunya 260.000 barel per hari bisa menjadi 360.000 barel per hari.
Selain itu, RDMP Balikpapan juga mampu meningkatkan kualitas produk dari Euro II menjadi Euro V hingga meningkatkan produk BBM dari 197 kbpd menjadi 339 kbpd dan produk LPG dari 48 kilotonnes per annum (ktpa) menjadi 384 ktpa.
"Ini kalau bisa kita selesaikan dalam waktu cepat, maka akan mengurangi impor kita," kata Bahlil.