Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia masih surplus selama triwulan II/2024. Surplus tersebut ditopang kenaikan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan batu bara.
Laporan tersebut tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud dalam Rilis BPS di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).
"Sepanjang triwulan II 2024 lalu, Indonesia tetap menjaga surplus neraca perdagangan sehingga memperpanjang periode selama 50 bulan secara berturut-turut," jelas Edy.
Dia mengungkapkan harga komoditas yang menjadi unggulan ekspor Indonesia masih berfluktuasi. Meski demikian, ada sejumlah komoditas yang menunjukkan tren positif sepanjang triwulan II/2024.
"Seperti komoditas CPO dan batu bara," ujarnya.
Pada kuartal II/2024, harga CPO mengalami kenaikan 0,9% dibanding kuartal sebelumnya tetapi turun secara tahunan yakni -3,18% (year-on-year/YoY). Sementara itu, harga batu bara naik 8,27% dibandingkan kuartal sebelumnya, namun turun secara tahunan yakni -16,61% YoY.
Baca Juga
Lebih lanjut, Edy menjelaskan laporan United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD) memperkirakan pertumbuhan perdagangan barang dan jasa memang akan menguat pada triwulan II/2024
Sementara itu, Edy juga mengungkapkan International Monetary Fund (IMF) meramalkan pertumbuhan ekonomi 2024 secara global diperkirakan akan tetap tumbuh stabil. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi negara berkembang diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2023 namun masih lebih tinggi dari capaian global.