Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2024 mencapai 5,05%. Seluruh lapangan usaha tumbuh positif, tetapi konsumsi domestik selaku kontributor utama perekonomian relatif stagnan.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku mencapai Rp5.536,5 triliun. Lalu, PDB atas dasar harga konstan sebesar 3.231 triliun.
Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2024 secara tahunan atau apabila dibandingkan dengan kuartal II/2023 tumbuh 5,05%.
"Ditopang oleh aktivitas ekonomi domesitik yang tetap kuat, ekonomi RI tumbuh stabil sebesar 5,08% pada semester I/2024," ujar Edy dalam konferensi pers, Senin (5/8/2024).
Secara rinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2024 melambat dari kuartal sebelumnya, yakni kuartal I/2024 yang tumbuh 5,11%. Lalu, angkanya juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 di 5,17%.
Dilihat dari komponen pertumbuhan PDB menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang mencakup 54,53% rupanya mencatatkan pertumbuhan 4,93% atau berada di bawah 5%. Konsumsi menjadi kontributor utama bagi perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), yakni tumbuh 9,98%. Namun, porsinya bagi PDB hanya 1,32% sehingga tidak menjadi penggerak utama.
Adapun, ekspor tumbuh 8,28% atau lebih tinggi dari impor yang tumbuh 8,57%. Porsi ekspor terhadap PDB juga mencapai 21,4%, lebih besar dari impor yang berkontribusi 19,88% sekaligus menjadi pengurang bagi PDB.
"Ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor nonmigas dan migas. Sementara peningkatan impor didorong kenaikan impor bahan baku dan penolong," ujar Edy.