Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut proses studi kelayakan atau feasibility study proyek perpanjangan Kereta Cepat ke Surabaya masih berlangsung.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, memaparkan, pihaknya masih menanti hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator Kereta Cepat WHOOSH dan pihak China.
Dia menuturkan, salah satu aspek yang akan dikaji dalam studi tersebut adalah trase atau jalur yang akan dilalui oleh Kereta Cepat. Kemenhub akan turut terlibat dalam menentukan trase Kereta Cepat setelah proses studi tersebut selesai.
"Mereka [KCIC] nanti punya hasil studi dan keluar usulan trase. Barulah kami [Kemenhub] yang kaji, penetapan trasenya di Kemenhub,” jelas Risal di Jakarta, dikutip Minggu (28/7/2024).
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengaku telah melaporkan perkembangan proyek akbar Kereta Cepat Jakarta-Surabaya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).Dia mengamini bahwa salah satu bahasan yang dilakukan bersama dengan orang nomor satu di Indonesia itu adalah mengenai pembahasan studi kelayakan atau feasibility study bersama perusahaan dari China.
“Itu [kereta cepat Jakarta—Surabaya] lagi dibahas dengan China,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa saat ini dari pihak KCIC melaporkan kepada Kepala Negara terkait dengan proses dan menjabarkan ragam dukungan yang dibutuhkan dari pemerintah.
“Misalnya seperti jalan akses dan segala macam. Kemudian nanti kerja sama dengan pihak China ke depan apa lagi, evaluasi atas kinerja sekarang, karena pihak China yang lebih memiliki pengalaman terkait masalah safety operasi pelayanan,” tuturnya.
Meski begitu, Dwiyana mengatakan belum ada estimasi terkait dengan nilai dari proyek kereta cepat Jakarta—Surabaya. Bahkan, saat ini pihaknya juga belum memutuskan akan melakukan kerja sama dengan perusahaan China atau Jepang.
“Belum, belum [diputuskan], kan masih pra-FS [feasibility study]. Masih pra-FS. Ini yang mengerjakan gabungan. [Dari Indonesia] Ada banyak seperti polar UI,” pungkas Dwiyana.