Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui program Joint Study Area (JSA) Buton kepada PT Pertamina (Persero), Petrochina, dan Petronas.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Dadan Kusdiana mengatakan, kementeriannya bakal mempercepat penyelesaian JSA tersebut untuk berlanjut pada pengembangan lapangan.
“Upaya yang kita lakukan saat ini adalah mempercepat penyelesaian joint study, supaya nantinya area tersebut bisa segera dilakukan direct offer dan dikembangkan," kata Dadan lewat siaran pers di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Dadan mengatakan, lapangan migas lepas pantai di Kabupaten Buton, Sulawesi Selatan itu memiliki total potensi awal lebih dari 1 miliar barel minyak.
Lapangan itu menjadi bagian dari eksplorasi di wilayah Timur yang dikerjakan Tim SKK Migas pada 2022 lalu. Selain Buton, sejumlah prospek yang ikut dikaji di antaranya Cekungan Seram, Aru, Timor dan Warim.
Berdasarkan data yang dihimpun SKK Migas per 1 Januari 2022, terdapat puluhan cekungan dengan potensi sumber daya minyak mencapai 23,6 BBO dan gas mencapai 271,4 Tcf yang belum tereksplorasi.
Baca Juga
Di sisi lain, potensi kondensat diproyeksikan mencapai 955,17 MMSTB dan sumber daya yang terasosiasi dengan gas sebesar 53,12 Bscf.
Adapun, tiga potensi cekungan dengan kandungan minyak tinggi di antaranya terdapat di Sumatra Selatan (3,5 BBO), Sumatra Utara (2,7 BBO), dan Jawa Timur (2,7 BBO).
Sementara itu, terdapat tiga potensi cekungan dengan kandungan gas tinggi yang tersebar di Bintuni (72,7 Tcf), Sumatra Utara (51,3 Tcf) dan Aru-Tanimbar (23,7 Tcf).