Bisnis.com, JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendukung langkah pemerintah yang telah merencanakan beberapa Strategi untuk menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Bamsoet menuturkan, pemerintah harus mampu menurunkan harga bahan bakar pesawat atau avtur dalam jangka pendek. Hal tersebut karena harga bahan bakar sangat mempengaruhi harga tiket pesawat.
"Jika harga bahan bakar semakin tinggi, maka harga tiket akan semakin naik sekitar 30% hingga 40%. Terlebih saat ini harga avtur di Indonesia lebih mahal dibanding di negara-negara lain. Seperti dibanding dengan Singapura, harga avtur kita lebih mahal sekitar Rp2.000 per liter," jelas Bamsoet dikutip dari laman resmi MPR, mpr.go.id, pada Selasa (16/7/2024).
Bamsoet melanjutkan, pergerakan harga avtur dan tiket pesawat telah berdampak pada perkembangan industri pariwisata. Dia menuturkan, menjelang libur akhir tahun 2024, pemerintah perlu segera melakukan berbagai terobosan agar harga tiket pesawat bisa turun signifikan.
Dia menuturkan, upaya tersebut akan meningkatkan mobilitas masyarakat untuk berwisata atau kunjungan ke berbagai daerah. Hal ini pada akhirnya akan turut menggerakan ekonomi daerah setempat.
Adapun, dia menyebut tingginya harga tiket pesawat tidak hanya disebabkan oleh harga avtur saja. Bamsoet mengatakan, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti beban pajak hingga beban biaya operasional.
Baca Juga
"Oleh karena itu, selain menurunkan harga avtur, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi operasi biaya pesawat," kata Bamsoet.
Dia melanjutkan, Kemenko Marves telah menekankan bahwa Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi rincian pembentukannya.
Selain itu, Kemenko Marves juga berencana mengakselerasi kebijakan pembebasan bea masuk dan pembukaan lartas barang impor tertentu, untuk kebutuhan penerbangan dimana porsi perawatan berada di 16% porsi keseluruhan setelah avtur.
"Semoga melalui berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, bisa segera memberikan hasil positif bagi perkembangan industri penerbangan dan pariwisata Indonesia. Sehingga, mobilitas masyarakat bisa bergerak dengan mudah dari satu daerah ke daerah lainnya, dan industri penerbangan kita bisa bersaing dengan industri penerbangan negara-negara lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menurunkan harga tiket pesawat. Salah satu hal yang akan dilakukan adalah mengkaji biaya operasional pesawat.
Luhut mengatakan, Cost per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar perlu diidentifikasi rincian pembentukannya.
Dia menuturkan, perlu ada strategi untuk mengurangi nilai CBH berdasarkan jenis pesawat dan layanan penerbangan.
Selain itu, pihaknya juga berencana untuk mengakselerasi kebijakan pembebasan Bea Masuk dan pembukaan larangan terbatas (Lartas) barang impor tertentu, untuk kebutuhan penerbangan. "Karena porsi perawatan pesawat berada di 16% porsi [biaya operasi] keseluruhan setelah avtur," ujar Luhut.