Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KADI Putuskan China Lakukan Dumping Produk Keramik, Rugikan Pengusaha Lokal

Komite Anti Dumping Indonesia alias KADI menemukan praktik dumping produk impor ubin keramik asal China.
Jurnalis merekam gudang penyimpanan produk keramik dan tableware ilegal saat Ekspose Barang Hasil Pengawasan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/6/2024). Kemendag akan memusnahkan sebanyak 4.565.598 biji produk keramik dan tableware senilai Rp79.897.965.000 asal China karena tidak memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) SNI. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/rwa.
Jurnalis merekam gudang penyimpanan produk keramik dan tableware ilegal saat Ekspose Barang Hasil Pengawasan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/6/2024). Kemendag akan memusnahkan sebanyak 4.565.598 biji produk keramik dan tableware senilai Rp79.897.965.000 asal China karena tidak memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) SNI. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) semringah setelah mendapatkan surat hasil penyelidikan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang menyebutkan bahwa benar adanya praktik dumping produk impor ubin keramik asal China.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan surat KADI tersebut telah diterimanya Selasa (2/7/2024) kemarin setelah melalui proses penyelidikan dan verifikasi panjang sejak pihaknya melaporkan dugaan dumping 1,5 tahun yang lalu.

"Kami tidak anti keramik impor dari Tiongkok dan tidak melarang impor keramik dari Tiongkok. Namun, yang kami lawan adalah praktik unfair trade nya yakni tindakan dumping yang disertai dengan predatory pricing yang merugikan industri keramik dalam negeri," ujarnya, Rabu (3/7/2024).

Berdasarkan laporan hasil akhir KADI yang dilihat Bisnis, atas produk keramik impor asal China menyebutkan bahwa terjadi dumping atas impor barang yang diselidiki yang dilakukan oleh perusahaan yang berasal dari China sebesar 100,12% - 199,88%.

KADI menyebut perusahaan Indonesia mengalami kerugian material yang dapat dillhat dari menurunnya laba, harga dalam negeri, utilisasi kapasitas dan ROI. Terdapat hubungan kausal antara dumping dengan kerugian yang dinyatakan dengan adanya dampak volume baik secara absolut dan relatif dan adanya dampak harga secara price undercutting, price depression dan price suppression.

Sebagai langkah lanjutan, Edy meminta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk segera mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) BMAD untuk produk unin keramik impor dari China.

Menurut dia, besaran bea masuk antidumping (BMAD) mulai dari 100,12% - 155% untuk kelompok berkepentingan yang kooperatif dan 199% untuk perusahaan tidak kooperatif selama penyelidikan telah mencerminkan bentuk keadilan dan keberpihakan pemerintah terhadap keberlanjutan industri keramik nasional yang sudah babak belur.

"Karena sudah bisa dipastikan masa tenggang sejak dikeluarkan surat KADI tersebut sampai dikeluarkannya PMK BMAD akan dimanfaatkan oleh importir untuk melakukan importasi secara masif guna menghindari bea masuk yang baru," jelasnya.

Selain itu, pihaknya meyakini semakin cepat diberlakukan PMK BMAD tersebut maka akan mendongkrak kembali tingkat utilisasi produksi yang semester I/2024 ini jatuh ke 63% dari tahun sebelumnya 69% dan pada 2022 di level 75%.

"Semoga kehadiran Antidumping bisa mengembalikan industri keramik ke era kejayaannya di tahun 2012-2014 dimana tingkat utilisasi berada di atas 90%," imbuhnya.

Lebih lanjut, penerapan BMAD juga akan memberikan kesempatan bagi industri keramik nasional untuk berkompetisi di level playing field yang setara.

Kehadiran BMAD juga disebut akan mempercepat masuknya investasi baru dan penyerapan tenaga kerja baru di mana beberapa pelaku utama importir telah melaporkan ke Asaki untuk membangun pabrik keramik di Indonesia seperti di Subang, Batang dan Kendal.

"Belajar dari pengalaman Amerika Serikat, negara Uni Eropa, Timur Tengah dan Meksiko yang terlebih dahulu menerapkan antidumping terhadap produk impor dari Tiongkok," tuturnya.

Dia memberikan contoh Amerika yang menerapkan BMAD 200%-400%. Untuk itu, dia pun berharap dengan BMAD di Indonesia maka industri keramik  nasional bisa pulih dan bangkit lebih cepat menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper