Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Lonjakan Stok Plastik di China yang Bisa Bikin Pasar Global Gonjang-ganjing

Berikut penyebab melonjaknya pasokan plastik China yang berisiko memperburuk hubungan dengan negara tetangga hingga AS.
Seorang pekerja China mengatur kepala boneka plastik setelah mengecatnya di sebuah pabrik mainan pada tanggal 17 September 2015 di Xietang, Provinsi Zhejiang, China,/Bloomberg
Seorang pekerja China mengatur kepala boneka plastik setelah mengecatnya di sebuah pabrik mainan pada tanggal 17 September 2015 di Xietang, Provinsi Zhejiang, China,/Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Melonjaknya pasokan produk plastik dari China berisiko meluap karena permintaan domestik dan berisiko menjadi tantangan baru perdagangan dunia. Hal ini dapat memperburuk hubungan negara tetangga hingga tuduhan Amerika Serikat (AS). 

Sebagian sektor petrokimia di China kini beroperasi hanya setengah kapasitas karena para produsen berupaya untuk memangkas produksi. Namun, akibat industri yang terus berkembang, pembatasan tersebut menjadi semakin sulit untuk dipertahankan. 

Antara 2019 dan akhir 2024, China diketahui akan menyelesaikan pembangunan banyak pabrik untuk mengubah minyak mentah dan gas menjadi produk seperti etilena dan propilena, yakni bahan di baik berbagai hal mulai dari botol plastik hingga mesin. 

Kemudian, menurut Badan Energi Internasional (EIA) jika digabungkan, kapasitas terpasang tersebut kini setara dengan Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Sebagai contoh, propilena yang mengalami peningkatan paling dramatis, pabrik-pabrik kecil dan khusu yang mengubah gas menjadi material, atau yang dikenal sebagai unit dehidrogenasi propana (PDH) telah menjamur. 

Menurut EIA, produsen-produsen China kemudian telah meningkatkan kapasitas PDH global lebih dari dua kali lipat antara 2019 dan 2024. 

Adapun volume yang besar dan permintaan pasca pandemi yang melemah menandakan margin keuntungan yang tipis. 

Lebih lanjut, berikut merupakan tabel produksi petrokimia China, dengan kapasitas untuk semua segmen utama akan melampaui konsumsi pada 2025. Adapun, perkiraan dibuat secara tahunan pada akhir periode Rencana Lima Tahun ke-14, atau pada 2025.

Produksi Petrokimia China dan Perbandingan dengan Kebutuhan
Produk/Bahan Baku Kapasitas Konsumsi

Polypropylene (PP)

60 juta ton

41,6 juta ton

Polyethylene (PE)

48,9 juta ton

45,3 juta ton

Ethylene-vinyl acetate (EVA)

4,9 juta ton

4,1 juta ton

Metanol

100 juta ton

97,6 juta ton

Glycol

31,7 juta ton

22,3 juta ton

Sumber: China Petroleum and Chemical Industry Federation, yang diolah Bloomberg

Pabrik Kecil Tak Memerlukan Persetujuan

Sebagian alasan peningkatan ini adalah karena pabrik-pabrik kecil tidak memerlukan persetujuan dari Beijing, berbeda dengan kilang besar. 

Pemerintah daerah dengan cepat memanfaatkan peluang ini dengan menggunakan lahan murah dan insentif fiskal untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi. Semua ini bertujuan memenuhi permintaan akan plastik jenis polipropilena, yang digunakan untuk kemasan plastik, suku cadang mobil, dan peralatan listrik.

Namun, saat pasokan meningkat, permintaan domestik justru melemah. Tekanan finansial dan persaingan pasar semakin meningkat. 

Menurut analis di firma data ICIS, Joey Zhou, pada tahun-tahun sebelumnya, pabrik PDH biasanya beroperasi pada tingkat 80-85%, tetapi karena pasokan melimpah, tingkat operasinya menurun menjadi di bawah 70% tahun lalu, dan tahun ini kadang-kadang hanya mencapai 50%.

Meski demikian, setidaknya sembilan pabrik PDH baru diperkirakan akan mulai berproduksi pada 2024-2025, menyebabkan para pedagang memperkirakan penundaan baru, penutupan, dan lebih banyak penjualan ke luar negeri untuk mengatasi kelebihan pasokan.

Bisa Perburuk Hubungan Negara Lain

Perubahan ini berisiko memperburuk hubungan negara tetangga seperti Korea, yang memiliki sektor penyulingan besar. 

Tak hanya itu, dengan pemilihan presiden AS yang semakin dekat, hal ini juga akan memicu tuduhan dari Negeri Paman Sam dan Belgia mengenai kelebihan kapasitas yang merusak, didorong oleh negara.

Untuk diketahui, China telah menjadi pengekspor bersih produk polyester seperti PVC dan PET, yang digunakan dalam pakaian atau wadah makanan, yang menurut  Rhodium's Vest dikirimkan ke Nigeria, Vietnam dan India, yang dapat menciptakan atau memperburuk surplus perdagangan. 

Adapun, tanda ada dorongan dari negara, seperti desakan bagi produsen untuk meninggalkan produk kelas bawah dan beralih ke bahan khusus, hal ini tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat. 

"Semua orang di China memiliki anggapan bahwa jika mereka cukup cepat, jika mereka adalah yang pertama dalam industri ini, mampu menghabiskan uang cukup lama, maka mereka akan menjadi yang bertahan dan menguasai pangsa pasar. Dan kemudian mereka dapat menaikkan harga," jelas analis kimia Asia di Bloomberg Intelligence, Vivien Zheng. 

Zheng juga berpendapat bahwa ia tidak melihat pabrik PDH akan mengurangi produksi lebih jauh. Sebagian besar fasilitas baru dikatakan dipasang dalam tiga atau lima tahun terakhir, dan pihak produsen ingin bertahan dalam siklus penurunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper