Bisnis.com, JAKARTA - Melonjaknya pasokan produk plastik dari China berisiko meluap karena permintaan domestik dan berisiko menjadi tantangan baru perdagangan dunia. Hal ini dapat memperburuk hubungan negara tetangga hingga tuduhan Amerika Serikat (AS).
Sebagian sektor petrokimia di China kini beroperasi hanya setengah kapasitas karena para produsen berupaya untuk memangkas produksi. Namun, akibat industri yang terus berkembang, pembatasan tersebut menjadi semakin sulit untuk dipertahankan.
Antara 2019 dan akhir 2024, China diketahui akan menyelesaikan pembangunan banyak pabrik untuk mengubah minyak mentah dan gas menjadi produk seperti etilena dan propilena, yakni bahan di baik berbagai hal mulai dari botol plastik hingga mesin.
Kemudian, menurut Badan Energi Internasional (EIA) jika digabungkan, kapasitas terpasang tersebut kini setara dengan Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.
Sebagai contoh, propilena yang mengalami peningkatan paling dramatis, pabrik-pabrik kecil dan khusu yang mengubah gas menjadi material, atau yang dikenal sebagai unit dehidrogenasi propana (PDH) telah menjamur.
Menurut EIA, produsen-produsen China kemudian telah meningkatkan kapasitas PDH global lebih dari dua kali lipat antara 2019 dan 2024.
Baca Juga
Adapun volume yang besar dan permintaan pasca pandemi yang melemah menandakan margin keuntungan yang tipis.
Lebih lanjut, berikut merupakan tabel produksi petrokimia China, dengan kapasitas untuk semua segmen utama akan melampaui konsumsi pada 2025. Adapun, perkiraan dibuat secara tahunan pada akhir periode Rencana Lima Tahun ke-14, atau pada 2025.
Produksi Petrokimia China dan Perbandingan dengan Kebutuhan | ||
---|---|---|
Produk/Bahan Baku | Kapasitas | Konsumsi |
Polypropylene (PP) |
60 juta ton |
41,6 juta ton |
Polyethylene (PE) |
48,9 juta ton |
45,3 juta ton |
Ethylene-vinyl acetate (EVA) |
4,9 juta ton |
4,1 juta ton |
Metanol |
100 juta ton |
97,6 juta ton |
Glycol |
31,7 juta ton |
22,3 juta ton |
Sumber: China Petroleum and Chemical Industry Federation, yang diolah Bloomberg
Pabrik Kecil Tak Memerlukan Persetujuan
Sebagian alasan peningkatan ini adalah karena pabrik-pabrik kecil tidak memerlukan persetujuan dari Beijing, berbeda dengan kilang besar.
Pemerintah daerah dengan cepat memanfaatkan peluang ini dengan menggunakan lahan murah dan insentif fiskal untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi. Semua ini bertujuan memenuhi permintaan akan plastik jenis polipropilena, yang digunakan untuk kemasan plastik, suku cadang mobil, dan peralatan listrik.
Namun, saat pasokan meningkat, permintaan domestik justru melemah. Tekanan finansial dan persaingan pasar semakin meningkat.
Menurut analis di firma data ICIS, Joey Zhou, pada tahun-tahun sebelumnya, pabrik PDH biasanya beroperasi pada tingkat 80-85%, tetapi karena pasokan melimpah, tingkat operasinya menurun menjadi di bawah 70% tahun lalu, dan tahun ini kadang-kadang hanya mencapai 50%.
Meski demikian, setidaknya sembilan pabrik PDH baru diperkirakan akan mulai berproduksi pada 2024-2025, menyebabkan para pedagang memperkirakan penundaan baru, penutupan, dan lebih banyak penjualan ke luar negeri untuk mengatasi kelebihan pasokan.
Bisa Perburuk Hubungan Negara Lain
Perubahan ini berisiko memperburuk hubungan negara tetangga seperti Korea, yang memiliki sektor penyulingan besar.
Tak hanya itu, dengan pemilihan presiden AS yang semakin dekat, hal ini juga akan memicu tuduhan dari Negeri Paman Sam dan Belgia mengenai kelebihan kapasitas yang merusak, didorong oleh negara.
Untuk diketahui, China telah menjadi pengekspor bersih produk polyester seperti PVC dan PET, yang digunakan dalam pakaian atau wadah makanan, yang menurut Rhodium's Vest dikirimkan ke Nigeria, Vietnam dan India, yang dapat menciptakan atau memperburuk surplus perdagangan.
Adapun, tanda ada dorongan dari negara, seperti desakan bagi produsen untuk meninggalkan produk kelas bawah dan beralih ke bahan khusus, hal ini tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat.
"Semua orang di China memiliki anggapan bahwa jika mereka cukup cepat, jika mereka adalah yang pertama dalam industri ini, mampu menghabiskan uang cukup lama, maka mereka akan menjadi yang bertahan dan menguasai pangsa pasar. Dan kemudian mereka dapat menaikkan harga," jelas analis kimia Asia di Bloomberg Intelligence, Vivien Zheng.
Zheng juga berpendapat bahwa ia tidak melihat pabrik PDH akan mengurangi produksi lebih jauh. Sebagian besar fasilitas baru dikatakan dipasang dalam tiga atau lima tahun terakhir, dan pihak produsen ingin bertahan dalam siklus penurunan.