Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar PHK Merebak, Kinerja Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Belum Goyah

Dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) tercatat 23 subsektor industri, 22 di antaranya masih berada di fase ekspansi
Ilustrasi aktivitas manufaktur/REUTERS
Ilustrasi aktivitas manufaktur/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja indeks kepercayaan industri (IKI) Juni 2024 tidak mengalami pergerakan alias stagnan dibandingkan bulan sebelumnya yakni di level 52,50. Kendati kabar terkait PHK hingga pabrik tutup masih marak terjadi.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan catatan kinerja IKI merupakan potret kondisi industri secara makro. Sementara itu, dia tak menampik terdapat beberapa subsektor yang mengalami tekanan imbas relaksasi impor.

"Untuk beberapa sektor yang menurut kami terkena dampak dari relaksasi impor itu ada indikasi penurunan kinerja, mungkin itu juga terlihat dari optimisme mereka yang mengalami penurunan setelah pemberlakuan Permendag 8/2024," kata Febri dalam rilis IKI, Kamis (27/6/2024).

Beberapa sektor yang tingkat optimismenya rendah karena terdampak aturan tersebut yaitu Industri Barang Galian Bukan Logam dan Komputer, Barang Elektronik & Optik, serta industri tekstil yang tingkat pesimismenya tinggi.

Febri menilai stagnasi ekspansi kinerja IKI yang disebabkan Permendag 8/2024 dikarenakan berkurangnya pesanan baru pada beberapa produk industri pengolahan, bahkan terjadi pembatalan kontrak pesanan.

"Normalnya pada bulan Juni indikator kegiatan usaha industri adalah yang tertinggi, semoga kondisi ini dapat diperbaiki melalui revisi Permendag 8/2024," jelasnya.

Untuk diketahui, dari 23 subsektor industri, 22 di antaranya masih berada di fase ekspansi dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 98,6% dan 1 subsektor lainnya yaitu industri tekstil terkontraksi pada Juni 2024.

Komposisi kinerja IKI Mei 2024 didorong meningkatnya nilai variabel pesanan baru dan persediaan produk. Untuk nilai IKI variabel pesanan baru meningkat 1,62 poin menjadi 54,78. Nilai ini lebih rendah dari nilai variabel pesanan bulan Juni 2023.

Sementara itu pada bulan Juni tahun lalu, variabel pesanan baru meningkat ekspansinya cukup besar atau naik 4,97 poin hingga mengubah level dari kontraksi di 49,84 menjadi ekspansi 54,81.

Nilai IKI variabel persediaan produk meningkat 0,46 poin menjadi 55,05. Hampir seluruh subsektor pada variabel persediaan mengalami ekspansi dan hanya dua subsektor yang kontraksi, yaitu Industri Mesin & Perlengkapan YTDL dan Industri Barang Galian Bukan Logam.

Sedangkan, nilai IKI variabel produksi mengalami kontraksi yaitu menurun 3,02 poin menjadi 46,99 dan merupakan yang terendah sejak IKI di rilis tahun 2022. Kontraksi produksi terbesar dialami oleh industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki dan industri pengolahan tembakau.

"Pelemahan nilai tukar rupiah diduga menyebabkan para produsen menahan laju produksi dan memilih untuk meningkatkan penyerapan persediaan disamping penurunan pesanan domestik," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper