Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Ingatkan Menterinya saat Sidang Paripurna: Kondisi Dunia Makin Sulit

Presiden Jokowi memanggil jajaran menteri kabinet untuk menggelar sidang kabinet Paripurna terkait kondisi perekonomian terkini di Istana Negara.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers sebelum berangkat ke Australia dalam rangka menghadiri KTT ASEAN-Australia di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers sebelum berangkat ke Australia dalam rangka menghadiri KTT ASEAN-Australia di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) untuk menggelar sidang kabinet Paripurna terkait kondisi perekonomian terkini di Istana Negara, Senin (24/6/2024).

Orang nomor satu di Indonesia itu mengingatkan para menteri agar lebih sigap di tengah kondisi dunia yang kian mengalami ketidakpastian yang tinggi yang dipacu oleh situasi ekonomi yang sulit terprediksi serta eskalasi geopolitik yang terus meningkat. Utamannya, di Timur Tengah.

Kepala Negara menyoroti kondisi tersebut turut berpengaruh terhadap tingkat inflasi dunia kian meninggi serta depresiasi nilai tukar yang terus menekan ekonomi semua Negara.

“Oleh sebab itu, saya ingin ingatkan semua Kementerian dan Lembaga agar betul-betul mencermati, kondisi-kondisi global, kondisi ekonomi nasional kita,” ujarnya dalam forum tersebut.

Meski begitu, Presiden ke-7 RI itu mengaku senang karena di tengah ketidakpastian dunia, daya saing Indonesia pada 2024 naik signifikan.

Menurutnya, Indonesia mengukir prestasi daya saing yang mengesankan. Meloncat naik 11 tangga, kini Indonesia berada di posisi 27 dunia dalam IMD World Competitiveness Ranking 2024.

“Ini penting karena ranking daya saing di dunia dari yang sebelumnya 44 melompat ke-34 sekarang melompat lagi ke angka 27. Ini dari yang dikeluarkan IMD atau World Competitiveness Ranking dan yang saya senang ini mengalahkan Inggris yang berada di rangking 28, Malaysia yang berada di rangking 34, Jepang yang di ranking 38, Filipina di ranking 52 dan Turki di 53,” tuturnya.

Kepala Negara asal Surakarta itu pun berharap agar semua pihak dapat bersyukur dan menggenjot lagi kinerja ekonomi Negara dengan berbagai langkah taktis yang dapat ditempuh.

Apalagi, kata Jokowi, dalam kondisi tidak pasti tentunya sulit bagi Negara dalam memperbaiki peringkat skor kenaikan daya saing antarnegara di dunia tersebut. Bahkan, Negara maju seperti Jepang pun disebutnya mengalami penurunan hingga 3 peringkat dan Negara tetangga seperti Malaysia turun 7 peringkat. 3

“Jepang kenapa turun 3 peringkat karena pelemahan mata uang dan juga karena penurunan produktivitas, Malaysia turun juga karena pelemahan mata uang dan masalah stabilitas politik. Artinya apa? stabilitas politik itu penting, artinya stabilitas mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas itu penting,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper