Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan garmen asal China dikabarkan berencana membangun pabrik di Indonesia di tengah tantangan dan kondisi industri tekstil lokal yang tengah terpuruk lantaran minim pengamanan pasar domestik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan akan memberikan karpet merah kepada perusahaan garmen asal China yang berencana membangun pabrik tekstil di Indonesia.
Pasalnya, perusahaan tersebut akan menyerap tenaga kerja hingga 108.000 orang untuk 2 pabrik. Bahkan, investor itu juga berjanji memberikan seluruh karyawannya tempat tinggal. Namun, Luhut memberikan syarat agar usaha yang dijalankan berorientasi ekspor.
"Semua kita minta investasi yang berorientasi ekspor, kalau mau tumbuh 6,5% - 7% harus minta kepada investasi orientasi ekspor. Ini ekspor dia [perusahaan garmen China] bisa sampai US$18 miliar, wah ini saya bilang karpet merah," kata Luhut belum lama ini.
Kendati demikian, Peneliti China-Indonesia di Center for Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Zulfikar Rakhmat, mengatakan pemerintah mesti memastikan komitmen perusahaan China menerapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG).
"ESG mereka masih jelek, jadi memang perlu ada yang memerhatikan yang lebih kuat lagi untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan ini memgimplementasikan ESG," jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, dia menilai perlu ada regulasi khusus bagi perusahaan China yang akan merelokasi atau membuat pabrik baru di Indonesia guna memastikan produk-produk domestik tidak kalah saing melalui penerapan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Yang buatan China ini, takutnya memang mereka akan menjual dengan harga murah," tuturnya.
Investasi Sektor Tekstil
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto Pandiangan, belum dapat berkomentar lebih jauh terkait rencana investasi tersebut. Pihaknya masih menunggu kepastian dan akan melihat langsung data investasi yang masuk dari Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Sejauh ini belum ada yang merapat ke kami, pada intinya Kemenperin menyambut gembira dengan investasi baru," kata Adie, dihubungi terpisah, Jumat (21/6/2024).
Capaian realisasi investasi sektor industri tekstil dan pakaian jadi serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mengalami peningkatan.
Adapun, nilai investasi sektor tersebut semakin meningkat di mana pada tahun 2022 sebesar Rp24,6 triliun naik menjadi Rp27,9 triliun pada 2023.
Pada triwulan I/2024 nilai investasi indsutri ini mencapai Rp6,9 triliun. Secara rata-rata, pada 2022-2024, proporsi investasi industri tekstil sebesar 40%, industri pakaian jadi sebesar 20%, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 40%.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma G. Wirawasta menyebut Tongkun Group Co Ltd yang merupakan produsen bahan baku tekstil telah lama merencanakan pembangunan pabrik di RI.
"Memang ada dengar kabar itu [relokasi pabrik], sudah sejak lama dengar termasuk dari Tongkun yang akan investasi di bahan baku polyester, tetapi sampai saat ini kan belum realisasi," jelas Redma kepada Bisnis.
Tongkun Group Co diketahui merupakan perusahaan manufaktur terkemuka berbasis di Kota Tongxiang yang memiliki 5 pabrik dalam negeri untuk memproduksi 1,5 juta ton polyester per tahun dan 1,8 juta ton kapasitas produksi filamen polyester.