Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor bahan baku atau penolong yang menopang industri manufaktur mengalami peningkatan tertinggi di antara impor berdasarkan golongan penggunaan barang seperti barang konsumsi dan barang modal.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengatakan nilai impor bahan baku/penolong melesat dobel digit sebesar 12,46% (month-to-month/mtm) atau naik US$1,56 miliar menjadi US$14,15 miliar pada Mei 2024.
Saat sinyal ekspansi kembali melonjak, jika diukur secara tahunan nilai impor turun 7,51% menjadi US$15,30 miliar pada Mei 2023.
"Impor bahan baku/penolong menyumbang setidaknya 72,97% dari total impor Mei 2024," kata Habibullah dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Rabu (19/6/2024).
Sementara itu, nilai impor barang konsumsi naik sebesar US$296 juta atau 20,59% secara bulanan menjadi US$1,73 miliar pada periode bulan lalu. Sedangkan, secara tahunan turun 16,19% dengan nilai impor US$2,06 miliar pada Mei 2023.
Di sisi lain, nilai impor barang modal naik US$639,4 juta atau 22,28% menjadi US$3,5 miliar pada Mei 2024 namun turun 10,13% secara tahunan dengan nilai US$3,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Adapun, peningkatan impor barang modal utamanya disebabkan oleh naiknya nilai impor mesin peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84). Selain komoditas tersebut, RI juga mengimpor mesin/perlengkapan elektrik serta besi dan baja.
"Pada Mei 2024 nilai impor ketiga komoditas tersebut memberikan share 36,51% terhadap total impor nonmigas, mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta besi dan baja menglamai peningkatan bulanan namun turun secara tahunan," terangnya.
Namun, secara bulanan nilai impor mesin/peralatan mekanis naik sebesar US$670,25 juta dengan volume sebesar 112,03 ribu ton. Selanjutnya, nilai impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya naik sebesar US$97,73 juta dan volume nya naik 93,60 ribu ton.
"Untuk besi dan baja naik US$214,60 juta dan volume nya naik 225,58 ribu ton. Perkembangan impor nonmigas menurut negara utama asal impor dan dari 2 kawasan," tuturnya.
Jika dilihat dari produktivitas industri, peningkatan impor bahan baku/penolong pada Mei 2024 seiring dengan meningkatkan indeks kepercayaan industri (IKI) bulan lalu yang ekspansi di level 52,50 atau naik 0,20 poin dibandingkan bulan sebelumnya 52,30.