Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi hingga Tensi Geopolitik Bayangi Kinerja Korporasi, Ekspor Makin Loyo?

Manajemen risiko hingga metode forward looking diperlukan korporasi untuk bertahan, relevan, dan terus tumbuh di era ketidakpastian ekonomi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017–2022 Wimboh Santoso selaku Ketua Dewan Juri menyampaikan paparan terkait penjurian saat Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 di Jakarta, Kamis (13/6/2024). Bisnis Indonesia kembali menyelenggarakan Bisnis Indonesia Awards (BIA), ajang penghargaan bagi perusahaan-perusahaan dengan kinerja terbaik yang mengusung tema Agility in Uncertainty. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017–2022 Wimboh Santoso selaku Ketua Dewan Juri menyampaikan paparan terkait penjurian saat Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 di Jakarta, Kamis (13/6/2024). Bisnis Indonesia kembali menyelenggarakan Bisnis Indonesia Awards (BIA), ajang penghargaan bagi perusahaan-perusahaan dengan kinerja terbaik yang mengusung tema Agility in Uncertainty. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja korporasi Tanah Air masih terus dibayangi sejumlah tantangan, mulai dari inflasi, kebijakan moneter suku bunga tinggi, peperangan hingga permasalahan keberlanjutan soal lingkungan. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017—2022 Wimboh Santoso mengatakan manajemen risiko hingga metode forward looking diperlukan untuk menilai ketahahan korporasi agar bisa relevan dan bertumbuh di era ketidakpastian.

"Ketahanan tiap perusahaan beda-beda. Jadi, misal perusahaan eksportir itu sangat tergantung pada global demand, jadi mereka bisa terkena dampaknya langsung. Tapi, bukan berarti perusahaan bukan eksportir tidak kena ya. Mereka [non eksportir] kenanya di sisi lain," ujarnya usai agenda Bisnis Indonesia Awards 2024 di Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Meski tiap sektor memiliki kekuatannya masing-masing. Akan tetapi, dia menyebut sektor komoditas mengalami penurunan permintaan lantaran kondisi perang. 

"Jadi, walaupun nilai tukar yang lemah dapat memberikan keuntungan bagi eskportir, tapi total demand-nya turun dan berkaitan dengan beberapa komoditas harga bisa naik," ujarnya. 

Sebaliknya, Wimboh menuturkan situasi dalam negeri dalam keadaan yang baik, di mana konsumsi dalam negeri cenderung naik yang terdorong dari permintaan domestik. Lalu, kondisi stabilitas politik yang aman, yang pada akhirnya daya beli masyarakat terjaga. 

"Masyarakat masih belanja," imbuhnya. 

Apalagi, Wimboh meyakini Bank Indonesia akan sangat mengikuti perubahan suku bunga The Fed dalam menentukan BI Rate yang akan membuka ruang usaha untuk tumbuh lebih besar.

"Makin bagus [saat] ada trigger penurunan suku bunga, ini memberikan ruang untuk tumbuh lebih besar," ujarnya.  

Ke depan, terlepas dari transisi pemerintahan baru Prabowo-Gibran dan kebijakan-kebijakan fiskal sesuai janji kampanye, para pelaku industri bakal terus mencermati soal peluang penciptaan tenaga kerja.

"Pengusaha itu siapa saja pemerintahnya yang penting memberikan impact kepada penciptaan tenaga kerja yang lebih baik, Jadi, akan ada kepastian dalam waktu lima tahun untuk [membuka] kesempatan investasi baru hingga perluasan lapangan kerja," ungkapnya. 

Sebagaimana diketahui, tahun ini Bisnis Indonesia Awards 2024 mengusung tema Agility in Uncertainty, menyoroti pentingnya kemampuan adaptasi dan inovasi dalam menghadapi ketidakpastian. 

Tema ini sangat relevan dengan kondisi dunia usaha selama lima tahun terakhir, di mana perusahaan-perusahaan harus beradaptasi dengan cepat dan efektif untuk tetap bertahan dan berkembang. 

Penjurian Bisnis Indonesia Awards 2024 dilakukan oleh sejumlah pihak, antara lain Ketua Dewan Komisioner OJK 2017—2022 Wimboh Santoso dan Wakil Menteri Keuangan 2014—2019 Mardiasmo. Kemudian, Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Ekonomi (KSSK) 2008—2009 Raden Pardede, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 2014—2019 Rudiantara, dan Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Lulu Terianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper