Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu komplek rumah subsidi besutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Villa Kencana Cikarang belakangan jadi sorotan usai dilaporkan sepi penghuni.
Staff Marketing Villa Kencana Cikarang, Oman Susano, menjelaskan, padahal seluruh rumah subsidi di kawasan tersebut dilaporkan telah sepenuhnya habis terjual sejak pertama kali dipasarkan.
"Kita untuk unit rumah subsidi sudah udah sold out habis terjual sejak pertama dipasarkan," kata Oman saat ditemui di Kawasan Villa Kencana Cikarang, Kamis (13/6/2024).
Dia melaporkan, saat itu penjualan ramai diborong pembeli, karena harga jualnya yang cenderung sangat terjangkau. Usai diresmikan Presiden Jokowi, unit rumah subsidi Villa Kencana Cikarang dipasarkan di harga Rp141 juta.
Sedikit menerawang, Oman memperkirakan banyaknya pembeli yang tidak menempati rumahnya, karena didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya karena pembeli rumah hanya hendak menjadikan unit yang dibeli sebagai investasi.
Baca Juga
Dia lantas menyayangkan hal itu, karena dinilai berdampak pada citra pengembang. Pasalnya, banyak rumah yang akhirnya berujung tak terawat.
Berdasarkan pantauan Bisnis, banyak rumah yang konstruksi bangunannya telah mengalami kerusakan. Mulai dari dinding retak, pintu yang hilang, hingga keramik yang tidak lagi lengkap.
"Sebagus-bagusnya rumah kalau gak dihuni ya gitu, nggak dirawat pasti cepat rusak. Namanya rumah ditinggalin ditelantarkan ya. Mungkin yang punya rumah itu pola pikir dia cuma buat investasi, tapi kan nggak bagus juga," imbuhnya.
Hal itu lantas berdampak pada masyarakat yang benar-benar hendak menghuni rumah yang dibelinya di Villa Kencana Cikarang. Alhasil, banyak masyarakat yang tak nyaman karena faktor kebersihan yang kurang memadai.
Benar saja, dalam satu gang yang umumnya terdiri dari 24 unit rumah, setidaknya hanya terdapat 3 rumah yang terhuni. Beberapa rumah sisanya diselimuti daun ilalang yang tak karuan.
"Jadi yang merusak citra kayak gitu. Satu gang penghuninya cuma 3, mau gak bersihin lainnya? itu kan depan mereka pasti ada rumput. Jadi gotong royongnya gak maksimal, itu yang bikin runyam begitu. Lantas, yang jadi korban siapa? pengembangnya juga," tuturnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Kamis (13/6/2024), mayoritas unit yang kosong dan tak terurus berlokasi di Blok J2 hingga Blok J3. Meskipun baru diresmikan pada 2017 kondisi unit sudah sangat tidak karuan.
Karena sepi dan tampak tak terurus, alhasil terdapat beberapa rumah yang ditinggal pembelinya. Banyak stempel PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang menyatakan bahwa rumah-rumah tersebut telah disita karena sang debitur tidak melanjutkan cicilan KPR yang dimilikinya.