Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve (The Fed) melakukan pertemuan untuk penentuan suku bunga, yang juga bersamaan dengan rilisnya data inflasi AS pada Mei 2024. Investor kemudian menunjukkan berbagai pandangan dan pendapatnya.
Ahli strategi valas di JPMorgan Securities LLC di New York, Patrick Locke, mengatakan bahwa hari Rabu (12/6/2024) merupakan contoh hari yang jarang terjadi ketika rilis ekonomi makro penting muncul pada hari yang sama ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengumumkan suku bunga acuan.
Adapun, terdapat harapan luas bagi bank sentral tersebut untuk mempertahankan Fed Fund Rate pada level tertinggi dalam dua dekade pada Rabu (12/6). Selain itu, kepastian dalam proyeksi suku bunga triwulanan atau dot plot juga dinilai minim.
Serangkaian data yang tidak meyakinkan telah memicu skeptisisme kemungkinan pemangkasan tiga kali pada tahun ini. Para investor kini sepenuhnya memperhitungkan bahwa pemangkasan hanya terjadi sekali.
Di lain sisi, Anna Wong dari Bloomberg Economics menuturkan bawha laporan inflasi mei 2024 terlihat menggembirakan dan kemungkinan akan diikuti oleh serangkaian laporan serupa pada musim panas ini.
“Hal ini akan menjadi landasan bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga pada bulan September,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg pada Rabu (12/6).
Baca Juga
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh 22V Research, sebagian besar investor yang disurvei memperkirakan indeks harga konsumen dan keputusan The Fed akan membawa risiko.
“Sebanyak 63% investor percaya bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan pertama kali karena adanya soft landing dan inflasi berada di jalur yang sesuai dengan Fed menuju sub-3%, sehingga akan ada pemangkasan karena kebijakan tidak perlu terlalu ketat,” jelas Dennis DeBusschere di 22V.
Kepala investasi global untuk solusi multi-aset dan manajer portofolio senior di Manulife Investment Management, Nathan Thooft juga mengungkapkan bahwa pihaknya kurang bersedia menghadiri pertemuan tersebut dengan pertaruhan besar di kedua arah.
Pada tahun ini, perhitungan proyeksi mereka secara umum dikatakan telah menurun, terutama karena ketidakpastian kapan dan berapa banyak yang akan dilakukan oleh The Fed.
Anthony Saglimbene dari Ameriprise berharap bahwa The Fed mempertahankan posisi untuk menekankan pemangkasan suku bunga bergantung pada komite, dalam melihat kemajuan lebih lanjut untuk menurunkan tekanan harga.
Bagi Rajeev Sharma dari Key Wealth, pelaku pasar, dan pejabat Fed yang bergantung pada data, kini sedang menunggu tanda-tanda yang jelas dari surutnya tekanan harga sebelum mereka kembali bertaruh pada suku bunga yang lebih rendah.
Ia juga menuturkan bahwa narasi yang perlu dilihat adalah inflasi yang turun secara berkelanjutan. “Sangat mungkin bahwa dot plot akan menurunkan suku bunga menjadi dua kali, namun saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan tidak adanya penurunan suku bunga pada tahun 2024. Saya tidak yakin The Fed akan terburu-buru menurunkan suku bunganya,” terangnya.
Thooft mengatakan bahwa skala pelonggaran The Fed lebih penting dibandingkan waktu penurunan suku bunga pertama.
Locke juga menuturkan bahwa ujian sebenarnya adalah apakah dua pemangkasan akan dilakukan pada tahun ini, atau adanya peningkatan yang besar di luar perkiraan.