Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Penyebab Utama Perundingan IEU-CEPA Molor

Pemerintah mengungkap penyebab perundingan IEU-CEPA molor atau belum selesai hingga saat ini.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menjelaskan penyebab utama perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang tidak terselesaikan.

Hal tersebut disampaikan olehnya saat acara Media Briefing: Update Kerjasama Ekonomi Internasional, yang diselenggarakan di Kemenko Perekonomian, Jakarta (30/5/2024).

Edi menyampaikan Indonesia telah menyelesaikan putaran perundingan perjanjian dagang ke-18 yang berlangsung pada 13-17 Mei 2024 di Brussels, Belgia.

“IEU-CEPA ini kemarin baru selesai, diselesaikan beberapa minggu yang lalu putaran ke-18,” ujar Edi.

Putaran perundingan IEU-CEPA ke-19 direncanakan akan berlangsung pada Juli 2024 dengan harapan perundingan tersebut bisa terselesaikan.

Edi mengatakan putaran perundingan yang ke-18 tersebut menghasilkan perkembangan dan kemajuan yang signifikan.

“Kemarin baru selesai diselesaikan beberapa minggu yang lalu putaran ke-18, nah itu udah diselesaikan ada kemajuan yang sangat signifikan yang bisa dihasilkan,” ujar Edi.

Lantas, apa yang menjadi penyebab utama perundingan IEU-CEPA tidak cepat terselesaikan?

Edi menjelaskan penyebab utama dari perundingan IEU-CEPA yang tidak terselesaikan karena Uni Eropa mempunyai goal setting yang berubah setiap melakukan perundingan.

“Memang Uni Eropa ini sangat unik, uniknya adalah dia mempunyai goal setting yang selalu berubah ketika ada perundingan,” ujar Edi.

Setiap perundingan, Uni Eropa akan membahas persoalan yang berbeda-beda seperti sustainability, deforestasi, hingga nikel.

Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia menghadapi hambatan dalam menyelesaikan perundingan IEU-CEPA.

“Otomatis ini menjadi sulit bagi kita untuk menyelesaikan,” ujar Edi.

Edi menyampaikan pemerintah Indonesia menegaskan Uni Eropa untuk memiliki goal setting yang tetap dan jelas agar proses negosiasi berjalan dengan mudah dan lancar.

“Akhirnya kita menegaskan ke mereka kalau memang ini akan diselesaikan mereka harus punya goal setting yang jelas sehingga akan memudahkan proses negosiasi,” ujar Edi.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional itu terus menyampaikan kepada Uni Eropa bahwa Indonesia adalah negara independen dan berdaulat.

“Kita juga terus menyuarakan bahwa Indonesia sebagai negara independen, negara yang berdaulat,” katanya.

Edi menyampaikan pemerintahterus menegaskan Indonesia bukanlah negara yang mudah dikendalikan dan dikuasai saat ini. Hal itu berbeda dengan Indonesia masa abad ke-18 dan awal abad ke-19.

“Tidak ingin kemudian segala hal yang berkaitan dengan dikuasai atau dikendalikan oleh mereka, karena mereka harus melihat bahwa Indonesia ini adalah negara yang sudah berkembang tidak bisa dibayangkan seperti Indonesia di awal abad 19 maupun 18,” imbuhnya.

Perlu diketahui, tujuan dari IEU-CEPA ini adalah membuka perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa yang saling menguntungkan sehingga menghasilkan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) riil. (Ahmadi Yahya)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper