Bisnis.com, JAKARTA - Institut Studi Transportasi (Instran) angkat bicara terkait tidak masuknya Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang menilai tidak masuknya perpanjangan Kereta Cepat ke Surabaya dalam PSN wajar. Hal ini mengingat progres proyek tersebut yang masih berada dalam tahap studi.
“(Tidak masuk PSN) karena studinya itu belum selesai. Jadi, tidak mungkin kalau kajiannya belum selesai pemerintah memberikan status PSN,” kata Deddy saat dihubungi, Rabu (15/5/2024).
Deddy menuturkan, proses kajian perpanjangan kereta cepat ke Surabaya harus digarap dengan lebih serius dan komprehensif oleh pemerintah. Dia juga meminta proses kajian ini tidak dilakukan terburu-buru dan terkesan serabutan seperti pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Dia mengatakan, idealnya waktu kajian yang dibutuhkan untuk proyek sebesar Kereta Cepat Jakarta-Surabaya memang cukup panjang. Pasalnya, ada beragam kajian yang harus dilakukan mulai dari trase atau jalur kereta, analisis dampak lingkungan (Amdal), dampak sosial, ekonomi, hingga ke potensi penumpang harus dilakukan seoptimal mungkin.
Apalagi, proyek Kereta Cepat ke Surabaya ini memiliki jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Baca Juga
“Kalau misal pemerintah mau membangun jalur Bandung-Yogyakarta dulu, itu bisa 300 kilometer lebih,” ujar Deddy.
Deddy menambahkan, studi terkait proyek kereta berkecepatan tinggi ke Surabaya sebenarnya telah dilakukan dan tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2030. Namun, studi tersebut tidak mengkaji rencana trase kereta cepat melalui Jawa bagian Selatan, yakni Bandung, Yogyakarta, Solo, dan lainnya.
Adapun, dia menuturkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya baru dapat diajukan masuk daftar PSN setelah seluruh proses studi rampung dikerjakan. Dia juga mengatakan proyek tersebut kemungkinan besar memang akan dimasukkan ke dalam daftar PSN meskipun tidak dilakukan pada 2024.
“Saya lihat ke depan pasti akan masuk PSN, karena kalau tidak dibantu dengan PSN akan susah. Yang namanya PSN pasti ada penyertaan modal negara,” kata Deddy.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut bahwa proyek perpanjangan kereta cepat ke Surabaya tidak termasuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).
Plt. Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengonfirmasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya belum masuk dalam daftar PSN hingga saat ini.
"Belum [masuk PSN]. Kita sampai sekarang belum menerima rekomendasi dari kementerian teknis terkait, yaitu Kemenhub," kata Susi.