Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan China Melonjak Jadi US$72,35 April 2024

Surplus neraca perdagangan China melonjak dari US$58,55 miliar pada Maret 2024, didorong oleh peningkatan ekspor.
Para pekerja melihat kapal kargo yang mendekati terminal di pelabuhan Qingdao di provinsi Shandong, China, 8 November 2018./Reuters
Para pekerja melihat kapal kargo yang mendekati terminal di pelabuhan Qingdao di provinsi Shandong, China, 8 November 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan China melonjak pada April 2024, didorong oleh tumbuhnya ekspor yang melampaui pertumbuhan impor.

Melansir Reuters, Kamis (9/5/2024), Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan surplus neraca perdagangan meningkat jadi US$72,35 miliar pada April 2024, naik dari US$58,55 miliar pada Maret.

Surplus neraca perdagangan ini lebih rendah bila dibandingkan proyeksi analis dalam jajak pendapat yang memperkirakan surplus US$77,5 miliar.

Sementara itu, neraca perdagangan dalam yuan tercatat naik menjadi 513,45 miliar yuan dari 415,86 miliar yuan.

kenaikan surplus didorong oleh ekspor dan impor yang kembali tumbuh setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya. Ini menandakan peningkatan permintaan di dalam dan luar negeri dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Ekspor China tercatat tumbuh 1,5% pada April 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sejalan dengan perkiraan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Ekspor berbalik dari kontraksi 7,5% pada bulan Maret.

Sementara itu, impor meningkat 8,4% pada April 2024, melampaui perkiraan kenaikan 4,8% dan membalikkan penurunan 1,9% pada Maret. Pada kuartal pertama, impor dan ekspor naik 1,5% yoy.

"Ekspor telah menjadi titik terang dalam perekonomian China sepanjang tahun ini. Lemahnya permintaan domestik menyebabkan tekanan deflasi, yang mendorong daya saing ekspor China," kata kepala ekonom Pinpoint Asset Management Zhang Zhiwei.

Ekonomi China tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal pertama, meskipun data ekspor, inflasi konsumen, harga produsen, dan pinjaman bank pada Maret menunjukkan bahwa momentum mulai goyah.

Serangkaian data ekonomi yang melampaui perkiraan selama periode Januari-Februari dan survei produsen bulan Maret menunjukkan bahwa negara dengan perekonomian nomor dua di dunia ini telah berhasil mengatasi beberapa tantangan awal, memberikan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk meningkatkan kepercayaan investor yang rapuh dan merevitalisasi pertumbuhan.

Namun, China masih harus bekerja keras. Lembaga pemeringkat Fitch memangkas prospek peringkat kredit pemerintah China menjadi negatif bulan lalu menyusul risiko-risiko terhadap keuangan publik karena pertumbuhan yang melambat dan peningkatan utang pemerintah.

Badan pembuat keputusan tertinggi Partai Komunis, Politbiro, mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan dukungan untuk perekonomian dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, termasuk melalui tingkat suku bunga dan rasio persyaratan cadangan bank.

China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024 sekitar 5%, yang menurut banyak analis akan menjadi tantangan untuk dicapai tanpa lebih banyak stimulus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper