Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zulhas Cs Bakal Naikkan HET Minyakita, Pedagang Kecil Menjerit!

Rencana kenaikan HET MinyaKita bak petir di siang bolong bagi para pedagang kaki lima hingga pemilik warung tegal (warteg).
Tastik (53), pedagang gorengan di dekat Puskesmas Tanah Abang, Jakarta berharap pemerintah tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita, Selasa (7/6/2024) / Bisnis-Ni Luh Anggela
Tastik (53), pedagang gorengan di dekat Puskesmas Tanah Abang, Jakarta berharap pemerintah tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita, Selasa (7/6/2024) / Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk mengerek harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita bak petir di siang bolong bagi para pedagang kaki lima hingga pemilik warung tegal (warteg). 

Bagaimana tidak, Minyakita kerap kali digunakan para pedagang kecil lantaran harganya yang terjangkau meski akhir-akhir ini harga di pasar sudah bergerak naik dari semula Rp14.000 per liter menjadi Rp17.000 per liter.

Ade (40) pedagang sempol, merasa keberatan dengan rencana tersebut. Apalagi, minyak goreng bagi pria yang sudah berjualan selama 16 tahun di depan SMP Negeri 40 Jakarta itu sangat penting.

Per harinya, Ade setidaknya membeli 3 hingga 5 liter Minyakita per hari. Saat ini saja, kata Ade, harga Minyakita di pasaran dijual sekitar Rp16.000-Rp17.000 per liter. Dia mengaku harus merogoh kocek Rp48.000-Rp51.000 untuk membeli 3 liter Minyakita.

Ditambah lagi, bahan baku untuk menjual sempol seperti telur ayam, daging ayam, hingga bumbu-bumbu juga sedang naik di pasaran. Dengan adanya rencana tersebut, Ade mengaku kian terbebani. 

“Kalau dihitung-hitung ya rugi di modal,” kata Ade kepada Bisnis, Selasa (7/6/2024).

Keluhan serupa juga disampaikan Doni (30) pedagang cilor di kawasan yang sama juga khawatir kenaikan harga Minyakita akan berdampak terhadap harga cilor yang dijualnya.

Untuk diketahui, Doni menjual cilor sebesar Rp1.000 per buah, menyesuaikan target pasarnya yakni anak sekolah. Jika terlalu mahal, Doni khawatir anak-anak sekolah enggan untuk membeli dagangannya.

“Jangan naik lagi, takutnya dagangan ikut naik, imbasnya konsumen yang biasa beli jadi nggak minat lagi. Kan dagangan pasti juga dinaikin,” ujarnya.

Tastik, pedagang gorengan di dekat Puskesmas Tanah Abang, Jakarta mengeluhkan rencana kenaikan HET Minyakita / BISNIS - Ni Luh Anggela
Tastik, pedagang gorengan di dekat Puskesmas Tanah Abang, Jakarta mengeluhkan rencana kenaikan HET Minyakita / BISNIS - Ni Luh Anggela

Dua ratus meter dari tempat Ade dan Doni berjualan, Yanto (35) turut mengharapkan agar pemerintah tidak mengerek harga MinyaKita.

Pemilik Warung Mie Limoboto itu menyebut, naiknya harga minyak kian melengkapi daftar bahan pangan lainnya yang sudah lebih dulu naik di pasaran seperti telur, gula, dan cabai.

“Kalau bisa diturunin lah jangan dinaikin. UMKM kan standar harganya [dagangannya] nggak terlalu tinggi,” katanya.

Tastik (53) juga merasa keberatan atas rencana kenaikan harga Minyakita. Penjual gorengan di dekat Puskesmas Tanah Abang itu mengharapkan pemerintah untuk tidak menaikkan harga minyak goreng.

Pasalnya, Tastik menyebut harga Minyakita di pasar sudah mencapai Rp17.000 per liter. Per hari, Tastik setidaknya membutuhkan 15 liter minyak goreng.

Dengan harga tersebut, pria yang sudah berjualan sejak 1990 itu harus mengeluarkan Rp255.000 per liter untuk membeli minyak goreng saja. 

Alih-alih menaikkan harga, pria asal Cirebon itu meminta pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng

“Jangan naik terus, yang jualan gini kan kalau minyak naik terus gimana, jadi nggak ada untungnya. Aturan jangan naik terus,” harapnya.

Sementara itu, Suwarno (49) memilih untuk pasrah jika pemerintah pada akhirnya mengerek harga Minyakita. Diakuinya, meski MinyaKita direncanakan naik Rp1.000 per liter, bagi pedagang kecil nominal tersebut cukup besar.

Namun bila pada akhirnya HET Minyakita mengalami kenaikan, Suwarno mau tak mau ikut menaikkan harga di warungnya. Di satu sisi, dia mengharapkan pemerintah untuk membuat program yang dapat meringankan pelaku UMKM di tengah naiknya harga bahan pangan.

“Kalau itu keputusan yang terbaik kita mau apalagi. Cuma ya kita juga mau nggak mau harus naikin harga, kita ngikutin,” ujar pemilik Warung Gilar Gilar itu.

Pemilik warung makan Gilar-Gilar meminta pemerintah tidak menaikkan HET Minyakita - BISNIS/Ni Luh Anggela
Pemilik warung makan Gilar-Gilar meminta pemerintah tidak menaikkan HET Minyakita - BISNIS/Ni Luh Anggela

Sinyal-sinyal kenaikan HET Minyakita kian kuat. Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengatakan pemerintah tengah mengkaji penyesuaian HET Minyakita.

Finalisasi besaran HET Minyakita masih tengah diproses lantaran memerlukan harmonisasi aturan antar kementerian/lembaga terkait.

“Saya sih usulkan [HET] naik jadi Rp1.000 per liter,” kata Zulhas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (6/5/2024).

Rencana untuk mengevaluasi HET minyak goreng sebetulnya sudah berembus sejak akhir 2023. Kala itu, pemerintah berencana untuk menyesuaikan HET minyak goreng curah dan Minyakita.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.11/2022 tentang Penetapan HET Minyak Goreng Curah menetapkan HET sebesar Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.

Sementara melalui Permendag No.41/2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Kemasan Rakyat, pemerintah mewajibkan pelaku usaha untuk menjual Minyakita sebesar Rp14.000 per liter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper